RANSIKI,KLIKPAPUA.com–Dalam rangka meningkatkan kepatuhan dan kepesertaan jaminan sosial kesehatan pada satuan pendidikan formal dan non formal sesuai dengan surat Edaran Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 5 Tahun 2022, maka BPJS Kesehatan Kabupaten Manokwari Selatan mencanangkan program bertajuk “BPJS Kesehatan Goes to School”.
“BPJS Kesehatan Goes to School” dilakukan melalui Upacara Bersama pada Senin (10/10/2022) di SMA Negeri 1 Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan oleh Kepala BPJS Kesehatan Manokwari Selatan Tonny Adrian.
Turut menyaksikan Wakil Kepala Sekolah dan seluruh Dewan Guru dan Siswa Siswi SMA Negeri 1 Ransiki. “BPJS Kesehatan Goes to School” akan dilaksanakan secara bertahap.
Kepala BPJS Kesehatan Manokwari Selatan Tonny Adrian mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memastikan seluruh pendidik dan tenaga didik telah terdaftar sebagai peserta JKN KIS.
“BPJS Kesehatan Goes to School” ini, kata Tonny, merupakan bagian dari semangat bersama untuk menanamkan budaya gotong royong sejak dini.
Ini dikarenakan jumlah kepesertaan program Jaminan Kesehatan Nasional di Kabupaten Manokwari Selatan telah berada pada posisi 95% yang merupakan adanya gotong royong dari seluruh masyarakat.
“Gotong royong dan budaya hidup sehat itu hal mendasar. Saya berharap kesadaran untuk hidup sehat harus besar. Mudah-mudahan kehadiran dengan kehadiran BPJS Kesehatan di SMA SMA bisa menginspirasi para pelajar untuk terus membudayakan pola hidup sehat,” tambah Tonny.
BPJS Kesehatan, lanjuy Tonny, memang ingin menanamkan budaya gotong royong dan gaya hidup sehat sejak dini lewat kegiatan ini.
“BPJS Kesehatan Goes to School” akan mengedukasi anak sejak dini tentang pentingnya pola hidup sehat sejak dini, transformasi digital melalui Aplikasi Mobile JKN serta Inventarisir potensi penyakit kronis dengan dilakukannya Skrining Riwayat Kesehatan.
Diharapkan dengan promosi pola hidup sehat sejak dini, para pelajar SMA dapat terhindar dari risiko tersebut. Apalagi, usia 10 – 19 tahun termasuk kategori usia terbanyak dari total jumlah penduduk Indonesia.
Pada proyeksi 2010 – 2035 pun, usia angkatan kerja di Indonesia sudah dimulai sejak 2012. Meningkatnya usia angkatan kerja (bonus demografi) harus diiringi dengan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan agar bisa terserap dalam pasar kerja yang kompeten. Inilah salah satu alasan “BPJS Kesehatan Goes to School” diadakan.
“BPJS Kesehatan Manokwari Selatan ingin mengoptimalkan potensi bonus demografi melalui sektor kesehatan,” tuturnya.
Selain edukasi tentang pola hidup sehat sejak dini, menurutnya, kegiatan “BPJS Kesehatan Goes to School” juga diharapkan dapat membentuk serta meningkatkan rasa kepedulian, kerelaan membantu sesama dan gotong royong dalam diri para pelajar. Terutama dalam hal pelaksanaan program jaminan kesehatan di Indonesia.
“Mari kita bayangkan. Jika ada satu orang peserta JKN-KIS melakukan operasi jantung dengan biaya Rp160 juta. Dengan iuran rata-rata Rp35.000,- maka butuh 4.571 orang peserta JKN-KIS yang sehat dan membayar iuran. Kalau hanya peserta sakit saja yang membayar iuran dan tidak membayar iuran lagi ketika sudah sehat, dari mana kita bisa membayar biaya pelayanan kesehatan peserta lainnya yang membutuhkan?,” jelas Tonny.
Maka dari itu, peran generasi muda dalam mengawal keberlangsungan program JKN-KIS di Indonesia sangatlah besar. Diharapkan dengan menanamkan rasa kepedulian dan gotong royong dalam jiwa pelajar sejak dini, generasi muda dapat membantu mendukung program pemerintah mewujudkan Indonesia yang lebih sehat secara khusus di Kabupaten Manokwari Selatan, tuntasnya. (rls/bm)