MANSEL,KLIKPAPUA.com-Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan melepas secara simbolis pengepalan akhir tahun Biji Kakao Kering Produksi Koperasi Eibert Suth Ransiki, Manokwari Selatan di Pelabuhan Manokwari, Kamis (12/11/2020). Pelepasan Kakao dihadiri Plt Bupati Manokwari Selatan,H.Musa Kamudi dan pimpinan OPD terkait.
Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan memberikan apresiasi dengan kegiatan yang dilaksanakan saat ini, dan dengan bangga kembali melakukan pelepasan/ pengapalan akhir tahun biji kakao kering yang merupakan komoditas unghulan daerah Papua Barat.
“Kita harus bersyukur dalam situasi tidak menentu akibat Pandemic Covid-19 saat ini, namun hari ini mampu membawa optimisme bagi kita semua. Di awal tahun 2020 pada bulan Januari kita juga telah melepas pengepalan perdana produk biji kering kakao Ransiki, kualitas premium, tujuan Eropa dan akhir tahun ini juga kita menutup tahun produksi dan pelayaman kita di tahun 2020,” ujar Dominggus.
Dominggus menyampaikan hari ini sebanyak 12 ton dilepas dengan tujuan Surabaya. Dan ini menambah total produksi biji kakao kering yang dikirim baik keluar negeri maupun antar pulau sepanjang tahun 2020, yang mencapai 100 ton. “Harapan saya tahun depan maupun tahun-tahun mendatang akan lebih meningkat lagi, dan bisa mengembalikan kejayaan PT. Cokran yang saat itu menghasilkan 1.000 ton biji kering kakao per bulan. Hasil produksi ini merupakan bukti nyata bahwa apa yang kita lakukan dengan ikhlas dan sepenuh hati dalam berusaha dan bekerja akan membuahkan hasil yang membanggakan, apabila dilakukan dengan kolaborasi yang baik dari berbagai pihak,” ujar Dominggus.
Pengembangan kakao sebagai salah satu komoditas lokal unggulan non deforestasi di Papua Barat adalah program prioritas dan kebijakan utama pemerintah dan kebijakan utama Pemerintah Daerah Papua Barat dalam rangka pembangunan ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Rencana pengembangan komoditias ini telah menjadi perhatian dan telaan yang disusun dalam grand desain investasi hijau Papua Barat dan peta jalan pengembangan komoditas unggulan non deforestasi.
Gubernur juga menyampaikan, untuk lebih mengefektifkan upaya-upaya ini dirinya telah memerintahkan dibentuk satuan tugas komoditi unggulan yang beranggotakan para pihak sektor hulu sampai hilir, termasuk pihak pertumbuhan ekonomi hijau (GEG). “Yang hari ini membantu dalam program konservasi unggulan kakao di Ransiki, ” ungkapnya.
Pembangunan berkelanjutan di Provinsi Papua Barat, lanjut Gubernur, sudah harus menjadi arus utama dalam melakukan pembangunan daerah, dan pembangunan berkelanjutan ini harus dilaksanakan pada semua aspek kehidupan, termasuk dalam upaya meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
“Nantinya pembangunan ekonomi diarahkan melalui pengembangan ekonomi hijau dengan menitik beratkan pada komoditas unghulan daerah non deforestasi, dimana telah ditetapkan komoditas unggulan Provinsi Papua Barat meliputi komoditi kakao, pala, kelapa dalam, rumput laut dan ekowisata,” tuturnya.
Sementara itu dalam laporan Kepala Balitbangda prof Charlie mengatakan, pelepasan/ pengapalan akhir tahun biji kakao kering produksi Koperasi Eiber Suth ( Eks Karyawan PT Cokran) asal Kabupaten Manokwari Selatan pada hari ini sebesar 12 ton dengan tujuan Surabaya dengan pembeli (Buyer) pihak PT Cargill Indonesia, sehingga ditotalkan hasil produksi yang telah berhasil dikapalkan baik ekspor ke luar negeri maupun antar pulau selama tahun 2020 untuk tiga pembeli, mencapai 90 ton. Dengan rincuan Dejan (pasar Eropa) 12 ton, Pipiltin Cocoa 2,2 ton dan Pt Cargill Indonesia 72 ton. (aa)