MANOKWARI,KLIKPAPUA.COM– Staf Khusus Menkumham Bidang Kerjasama Luar Negeri, Linggawari Hakim melakukan kunjungan kerja ke Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Manokwari, Selasa (1/9/2020).
Kunjungan kerja yang dilakukan Linggawari bersama tim ini untuk melihat secara dekat persiapan tes calon ASN yang akan diselenggarakan oleh Kementerian Hukum dan HAM. “Kita mau melihat kesiapannya dan kemungkinan bagaimana Kemenhumham Pusat bisa membantu mendorong agar putra daerahlah yang lebih banyak menjadi ASN.
Sehingga dapat memberikan kontribusi. Kita lihat bagaimana persiapannya, dan hasilnya kedepan bagaimana,” ujar Linggawari Hakim saat ditemui usai melakukan kunjungan ke kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Manokwari, yang didampingi Kakanwil Hukum dan HAM Papua Barat, Kepala Imigrasi Manokwari beserta seluruh stafnya.
Kata Linggawari Hakim, yang mana tadi sudah diberikan arahan oleh Kakanwil, tinggal nanti dikembangkan. “Dan dengan keberadaan saya di sini juga mumpung saya ada di sini jadi bisa mengunjungi beberapa UPTD di bawah Kanwil Kantor Imigrasi, karena ada sejumlah UPT yang diusulkan untuk WBK-WBBM dan mudah-mudah bisa kita dorong juga,” jelasnya.
Menurutnya, kemarin ada tim dari pusat ke berbagai daerah untuk membantu, bukan menilai, tapi melakukan semacam simulasi. Simulasi mengenai kesiapan Tim Penilai Nasional (TPN). “TPN kan dari Kementerian Reformasi dan Birokrasi mereka tuh orang luar, sebelum mereka datang, kita siapkan yang lebih bagus lagi, saya sudah jadwalkan oleh Kakanwil akan berkunjung ke beberapa UPT, termasuk Lapas, Bapas, Lapas anak, Lapas perempuan, Rubasan,” ungkapnya.
Dalam kunjungan itu akan diserap masukan dari daerah yang bisa di bawa ke pusat, untuk di bahas lebih lanjut. “Ini agar kita bisa mendorong, karena Indonesia bagian timur menteri selalu menekankan ke kita, itu harus jadi prioritas untuk pengembangan sumber daya manusia, infrastruktur, sarana, prasarana itu semua perlu ada upaya bersama dari stakeholder lokal dengan pusat, juga untuk bersama-sama melihat bagaimana Indonesia timur pembangunannya bisa setara dengan berapa provinsi-provinsi lainnya di Indonesia,” jelasnya.
Setelah melihat Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Manokwari, secara umum dirinya melihat bagus, meskipun ia mengaku ke sini (Manokwari,red) bukan sebagai tim untuk memberikan saran untuk WBK- WBBM. “Karena 1 bulan terakhir ini kita semua dari pusat ke berbagai provinsi, jadi sudah otomatis begitu masuk kantor imigrasi sudah lihat dulu apa nih fasilitas-fasilitas, karena ada standar pelayanan. Karena semua Kantor Imigrasi di Indonesia harus ada kelas 1, kelas 2 nya,” ungkapnya.
Disamping itu juga diharapkan ada inovasi-inovasi dan program unggulan. Program unggulan dari masing-masing Kantor Imigrasi dan inovasi ini akan memberikan nilai tambah untuk TPN. Kata Linggawari, melihat di Papua banyak sekali WNA, fasilitas seperti apa keimigrasiannya, permasalahannya apa? “Mungkin bisa dibantu semua bisa jadi masukan untuk pusat,” sarannya.
Saat ditanya apakah bisa Kantor Imigrasi dijadikan TPI, ia menyampaikan bisa, karena di wilayah ini banyak orang asing. “Dan pintu masuk ada di Sorong, Raja Ampat ya banyak sekali wisatawan asing. Ke depannya saya kira memang harus lebih ditingkatkan, ya kelas 1 mungkin, ya dengan sarananya harus ditingkatkan lagi,” katanya.(aa)