MANOKWARI,KLIKPAPUA.com – Manokwari menjadi tuan rumah perhelatan W20 yang merupakan side event dari gelaran bergengsi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 nanti di Nusa Dua Bali.
G20 adalah forum Kerjasama ekonomi multilateral yang beranggotakan 19 negara maju dan satu Lembaga Uni Eropa. Side Event W20 Presidensi Indonesia digelar di 5 lokasi berbeda yaitu Likupang, Batu, Banjarmasin, Manokwari dan ditutup di Toba.
Sebagai salah satu lokasi perhelatan event sekelas W20, Pemerintah Provinsi Papua Barat menyambut dan siap menjadi tuan rumah yang baik.
Pj. Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn.) Drs. Paulus Waterpauw, M.Si menegaskan bahwa suatu kebanggaan bagi masyarakat Papua Barat dipilih sebagai tempat gelaran event bergengsi ini. “Pemerintah Provinsi Papua Barat sangat bangga Manokwari dipilih sebagai salah satu lokasi pelaksanaan side event W20 yang merupakan bagian dari G20. Kami berharap sebagai salah satu lokasi W20, suara mama-mama dan seluruh perempuan Papua Barat bisa terwakili dan sampai di forum G20 nanti,” jelasnya.
W20 Presidensi Indonesia merupakan sebuah forum yang mewakili suara perempuan Indonesia dan membahas isu terkait pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, pertumbuhan inklusif dan kerjasama perempuan di sektor ekonomi internasional, untuk didorong ke dalam komitmen di forum G20. W20 akan menjadi salah satu engagement group dalam forum G20 tersebut.
Side Event W20 di Manokwari menyasar pada isu pertumbuhan ekonomi yang inklusif untuk membangun ketahanan, dengan fokus pada perempuan dengan disabilitas dan perempuan pedesaan.
Tema ini menjadi fokus ketiga dari 4 isu prioritas W20 yang akan direspon dalam engagement group di forum G20. Hadriani Uli Silalahi yang adalah W20 Chair Presidensi Indonesia, menjelaskan bahwa dalam plenary Manokwari ini, akan dijaring isu-isu yang dirasakan oleh perempuan di pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas.
“Kami berharap lewat plenary di Manokwari isu perempuanperempuan di pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas, tantangan mereka, pembelajaran serta praktek baik menjadi warisan (legacy) presidensi W20 Indonesia, karena ini adalah pertama kalinya isuisu tersebut masuk dalam isu prioritas. Temuan dan hasil dari sesi plenary ini akan kita bawa ke forum diharapkan bisa mempengaruhi perspektif para pemimpin dunia yang tergabung dalam G20 dan nantinya bisa melahirkan kebijakan yang berdampak positif bagi perempuan di negara-negara anggota G20 termasuk Indonesia,” pungkas Uli.
Sebagai tuan rumah, Pemerintah Provinsi Papua Barat telah melakukan beragam persiapan yang dibutuhkan mulai dari persiapan teknis, logistik, keamanan, hingga memastikan keterlibatan para tokoh tokoh perempuan Papua Barat dalam forum W20 tersebut.
Ketua Panitia side event W20 dan Y20 Manokwari, Melkias Werinussa menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Papua Barat telah memastikan kesiapan pelaksanaan event ini. “Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak baik yang ada di lingkup Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Forkopimda dan para Mitra Pembangunan di Provinsi Papua Barat juga Panitia Pusat W20 yang dilaksanakan oleh Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan Cendekiawan Perempuan Papua (CPP) agar pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan lancar dan memberi dampak positif bagi Papua Barat, Tanah Papua, nasional dan global secara keseluruhan,” tegas Werinussa.
Pada akhirnya, penyelenggaraan side event W20 di Manokwari ini diharapkan mampu menjawab tantangan perempuan di Papua Barat dan bisa mendorong perubahan ke arah yang lebih baik demi terciptanya keadilan, kesetaraan, kesejahteraan dan perdamaian dunia serta berkontribusi nyata dalam menciptakan bumi yang layak huni. (rls/aa)