BINTUNI,KLIKPAPUA.com–Proyek Konstruksi Train 3 LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni dalam kurun waktu tiga bulan kedepan akan melakukan demobilisasi tenaga kerja (memulangkan tenaga kerjanya ke tempat asalnya).
Pemulangan tenaga kerja ini berhubungan dengan selesainya pekerjaan konstruksi Kilang 3 yang sudah memasuki masa finishing 99 persen.
Hal ini disampaikan Desy Unidjaja, head of communications and external affairs BP Indonesia ketika memberikan materi dalam acara media gathering BP Indonesia bersama wartawan dari Manokwari, Fakfak, Sorong dan Teluk Bintuni Rabu (22/2/2023) di Hotel Aston Manokwari.
“Sudah ada 5400 orang pekerja papua di pulangkan karena proyek konstruksi sudah selesai, ini bukan PHK tapi memang karena proyeknya sudah selesai,” ujar Desy.
Menurutnya dari sebanyak 12 ribu pekerja proyek Train 3 Tangguh ini secara perlahan akan di pulangkan selama kurun waktu tiga bulan kedepan, dan hanya akan tersisa pekerja profesional yang bertugas mengoperasikan kilang gas.
Desy juga menjelaskan, sesungguhnya nya pekerjaan gas tidak membutuhkan begitu banyak menyerap tenaga kerja, melainkan dari 3 kilang yang akan beroperasi keseluruhan hanya membutuhkan kurang lebih 1000 pekerja profesional yang akan mengoperasikan kilang-kilang tersebut.
Artinya dibutuhkan tenaga kerja high skill yang mampu mengoperasikan sistem karenag pekerjaan produksi hanya menggunakan main control Building.
Di sisi lain Budy Hermawan sebagai Tangguh sustainable project manager bp Indonesia mengatakan, program peningkatan SDM pemerintah Teluk Bintuni melalui sekolah 3 bulan di Pusat Pelatihan Teknik Industri Migas (P2TIM) yang di gadang-gadang mampu memberikan harapan bagi putra putri Teluk Bintuni juga dianggap tidak memenuhi standar untuk pekerjaan produksi gas, karena menurut nya dibutuhkan pelatihan sekolah lanjutan dengan kurun waktu kurang lebih 3 tahun untuk bisa mengoperasikan kilang gas tersebut.
“P2TIM belum memenuhi standar yang di butuhkan olehbp, meskipun demikian kami sudah menerima sebanyak 272 lulusan untuk bekerja di LNG,” ujar Budi.
Sementara itu, Desy juga menjelaskan selama ini tidak ada perjanjian kerjasama antara bp dan P2TIM terkait perekrutan tenaga kerja, hal ini tentunya sangat berbeda dengan pelatihan siswa putra putri asli Bintuni di Ciloto Jawa Barat yang memang di inisiasi oleh bp sendiri.
Oleh karena itu, terkait demobilisasi pekerja dari LNG itu tetap dilakukan karena memang pekerja konstruksi sudah tidak dibutuhkan lagi.
Terkait apakah akan ada proyek konstruksi lanjutan, Desy memilih menjawab dengan bp akan meningkatkan industri turunan yang dipastikan lebih banyak menyerap tenaga kerja. (dr)