MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Kapolres Manokwari AKBP Parasian Herman Gultom memastikan perkembangan terkait laporan dugaan pelanggaran Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) atas terduga ES atau MLH mulai menuju kearah yang lebih jelas.
Dikatakan Gulton, perkembangan terkait laporan dugaan adanya pelanggaran UU ITE yang terjadi di Manokwari, saat ini tim penyidik sudah melakukan pemeriksaan ahli bahasa kemudian sudah melakukan pengiriman barang bukti ke laboratorium forensik di Jayapura, Provinsi Papua.
“Saat ini sedang menunggu hasil dari laboratorium forensik Jayapura, kemudian untuk pendalaman-pendalaman kita lakukan kembali kepada beberapa saksi, salah tiganya kita melakukan panggilan kepada saksi ES atau MLH untuk melakukan pendalaman kembali atas keterangan yang disampaikan mendasari dari hasil pemeriksaan ahli bahasa,” terangnya kepada wartawan
Dijelaskan, Polres Manokwari juga melakukan panggilan pemeriksaan kepada kedua saksi lainnya yaitu saksi MM dan saksi EM.
“Ini sudah kami lakukan kembali untuk konfirmasi-konfirmasi atas beberapa temuan-temuan penyidik terkait pelanggaran ITE tersebut,” imbuhnya.
Disebutkan Gultom, ada tambahan dua saksi, diluar dari pada tiga saksi sebelumnya yang telah dilakukan pemeriksaan untuk mendasari keterangan dari salah satu saksi.
Selain itu, Polres Manokwari sudah menginisiasi kepada para tokoh baik tokoh yang melaporkan dalam hal ini tokoh-tokoh dari kerukunan ikatan masyarakat Arfak, dan dari pihak tokoh-tokoh yang dilaporkan yakni keluarga besar suku Yapen dan Serui.
“Dari hasil pertemuan tersebut sangat baik, tanggapan dari masing-masing pihak dimana Polres mengajak untuk menjaga kondisifitas kemanana dan kamtibmas di Manokwari,” ungkapnya.
Kemudian, kedua pihak telah menyerahkan penanganan kasus tersebut sepenuhnya kepada Polres Manokwari, dan menyampaikan bahwa masalah ini betul-betul adalah masalah person bukan permasalahan antar suku.
“Saat ini masih proses pendalaman, namun untuk prosesnya menuju ke arah yang lebih jelas,” Tutupnya. (dra)
