Obet Rumbruren Minta Pemkab Wondama Jaga Nilai Sakral Situs Aitumeri

0
Obet Ayok Rumbruren, Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Papua Barat. (foto: Elyas/klikpapua)

MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Anggota Komisi IX DPR RI, Obet Rumbruren, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Teluk Wondama menyiapkan secara matang rencana pengusulan Situs Aitumeri menjadi cagar budaya nasional.

Ia menekankan pentingnya menjaga nilai sakral dan historis situs tersebut yang menjadi tonggak sejarah peradaban orang asli Papua (OAP).

Menurut Obet, Aitumeri memiliki makna besar bagi sejarah pendidikan dan kebangkitan intelektual masyarakat Papua, karena di lokasi inilah Nubuatan Dominee Izaack Samuel Kijne memulai pendidikan formal bagi OAP pada 25 Oktober 1925.

“Situs ini bukan sekadar aset lokal, tetapi simbol awal peradaban orang asli Papua mengenal pendidikan. Karena itu, penataan dan pengusulan sebagai cagar budaya harus dilakukan hati-hati tanpa menghilangkan nilai sejarahnya,” ujar Obet di Manokwari, Senin (20/10/2025).

Politisi asal Papua Barat itu menjelaskan, sebelum mengajukan pengusulan Aitumeri sebagai cagar budaya nasional, pemerintah daerah perlu melengkapi dokumen sejarah dan menata kembali kawasan situs sesuai kaidah pelestarian.

Ia juga menyarankan agar momentum peringatan satu abad Situs Aitumeri dijadikan ajang membahas konsep revitalisasi terpadu antara pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan lembaga kebudayaan.

“Tempat itu sakral. Penataan ulang jangan sampai mengubah bentuk atau menghilangkan nilai peradaban yang terkandung di dalamnya,” katanya.

Obet menambahkan, sebagai kawasan bersejarah, Aitumeri yang terletak di Kampung Miei, Distrik Wasior, perlu dilengkapi pagar keliling agar lebih aman dan mudah dalam pengawasan pengunjung.

“Kalau nanti sudah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional, tentu harus ada pagar pembatas agar situs lebih terlindungi dari gangguan manusia maupun hewan,” ujarnya.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat Papua Barat, khususnya di Teluk Wondama, menjaga keamanan dan ketertiban menjelang perayaan satu abad situs tersebut.

“Dari Wondama inilah sejarah orang Papua mengenal pendidikan. Mari kita maknai peringatan 100 tahun ini dengan menjaga situasi yang aman dan kondusif,” pesan Obet.

Karya Dominee Izaack Samuel Kijne, seorang misionaris asal Belanda yang diutus dalam misi pewartaan agama Kristen di Tanah Papua, menjadi titik awal kebangkitan OAP mengenal dunia pendidikan formal dan nilai-nilai kemanusiaan. (dra)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses