LLDIKTI XIV: Sertifikasi dan Jabatan Dosen Papua Naik Signifikan

0
Suriel Mofu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV Papua dan Papua Barat. (Foto: Gemelin/klikpapua)

MANOKWARI,KLIKPAPUA.com– Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV Papua dan Papua Barat, Suriel Semuel Mofu, menyampaikan dalam beberapa tahun terakhir, kualitas dosen di Tanah Papua mengalami peningkatan yang signifikan, berkat komitmen dan dukungan berkelanjutan dari pemerintah pusat.

“Pada 2017 jumlah dosen di Papua baru 2.000 orang, dan hanya 300 di antaranya memiliki jabatan fungsional. Saat ini jumlah dosen dengan jabatan fungsional mencapai 1.699 orang,” kata Suriel di Manokwari, Sabtu (23/8/2025)

Ia merinci, sebanyak 889 dosen kini berstatus asisten ahli, 728 dosen lektor, 80 dosen lektor kepala, dan dua orang guru besar.

Sementara jumlah dosen bersertifikasi meningkat dari 88 orang pada 2017 menjadi 724 orang saat ini.

“Peningkatan ini tidak terlepas dari kebijakan LLDIKTI yang mengalokasikan 70 persen anggaran untuk pembinaan dosen di Tanah Papua,” ujarnya.

Menurut Suriel, penghargaan negara terhadap dosen swasta juga semakin nyata melalui tunjangan kehormatan sertifikasi dengan total anggaran Rp24,5 miliar tahun ini.

Dukungan tersebut mendorong perguruan tinggi swasta berkembang pesat dan lebih berkualitas.

Selain untuk dosen, pemerintah juga memberikan dukungan langsung kepada mahasiswa melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Di Tanah Papua, tercatat sebanyak 18.000 mahasiswa penerima KIP Kuliah dengan nilai total Rp280 miliar.

“Beasiswa KIP Kuliah diberikan sejak semester pertama hingga tamat kuliah, dengan besaran Rp8 juta per mahasiswa per tahun,” kata Suriel.

Jumlah mahasiswa penerima itu, lanjutnya, masih relatif kecil dibanding total mahasiswa perguruan tinggi swasta yang mencapai 60 ribu orang, maupun total mahasiswa di Tanah Papua yang mencapai 115 ribu orang.

Karena itu, LLDIKTI mendorong pemerintah daerah mengembangkan program KIP Kuliah dan beasiswa daerah agar dapat menjangkau lebih banyak mahasiswa berprestasi, terutama yang terkendala isolasi wilayah dan penghasilan orang tua yang rendah.

“Perguruan tinggi swasta di Tanah Papua sudah menunjukkan kualitasnya. Tantangan kita sekarang adalah memperluas akses agar anak-anak Papua tidak tertinggal dalam pendidikan tinggi,” kata Suriel. (mel)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses