MANOKWARI,KLIKPAPUA.com— Larangan Mudik yang diterapkan pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran Covid -19, sebenarnya berdampak signifikan terhadap perekonomian daerah. “Secara general, larangan mudik sudah pasti menggerus perekonomian kita (Papua Barat) dari berbagai lini, karena terbatasnya interaksi, seperti halnya sektor transportasi,” kata
Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Provinsi Papua Barat, Rut W. Eka Trisilowati, Senin (10/5/2021) sore usai kegiatan Bincang Bareng Media yang tergelar di salah satu restauran di Manokwari.
Trisilowati melanjutkan, bahwa tak ada yang bisa diharapkan dari keadaan sektor penerbangan sast ini. Sebab, sejumlan Airlines seperti Lion sudah tidak melayani penerbangan sejak tanggal 6 sampai dengan 17 Mei. Sementara, Garuda akan vacum sampai dengan 31 Mei mendatang.
Namun begitu, keadaan perekonomian provinsi ini diuntungkan dari sisi produksi, salah satunya ialah produsen Liquefied Natural Gas (LNG) Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni. Selama permintaan dunia bagus, maka pendapatan daerah pun akan ikut bagus. “Angkutan udara nota bene tidak ada pertumbuhan. Namun, Papua Barat diuntungkan dari sisi produksi LNG (ekspor). Komsumsi ada di rumah tangga dan pemerintah,” ujar Trisilowati.
Kendati demikian, menurutnya, hasil pendapatan pada trimulan II 2021 masih akan lebih baik ketimbang triwulan II tahun 2020. Sebab, pasar domestik dimungkinkan masih dapat melayani konsumen daripada saat trimulan II 2020, dimana kebanyakan pasar tutup total tanpa adanya transaksi (closing). “Triwulan II 2020 itu sama sekali tidak ada kegiatan. Dan saya kira pemerintah sudah belajar dari pengalaman sebelumnya itu. Untuk itu kenapa saya yakin triwulan II 2021 akan lebih baik,” kata Trisilowati.(aa/*)