Kemendikbud Ristek Tunda Pemilihan Rektor Unipa, Alasan Penelusuran Rekam Jejak dan Wawancara

0
Bakal Calon Rektor Universitas Papua Memaparkan Visi Misi dan Program Kerja pada Rapat Terbuka penyaringan bakal calon Rektor Unipa periode 2024-2028 pada, Rabu (17/4/2024)

MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Pemilihan Rektor Universitas Papua (Unipa) periode 2024-2028 yang dijadwalkan pada Kamis (25/4/2024) ditunda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Penundaan ini dilakukan untuk melakukan penelusuran rekam jejak dan wawancara personal terhadap ketiga calon rektor.

Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unipa periode 2024-2028, Dr. Obadja A Fenetiruma, menjelaskan bahwa penundaan ini berdasarkan surat balasan dari Kemendikbud Ristek yang diterima pada Sabtu (22/4/2024).

“Hari senin kemarin sebenarnya rapat persiapan, tetapi kita belum rapat karena di hari Sabtu kita dapat surat balasan dari Kementerian dan harus ada dua agenda yang dikerjakan oleh Kementerian yaitu penelusuran rekam jejak ketiga calon,” ungkap Fenetiruma.

Selain itu, tim Kemendikbud Ristek juga akan melakukan wawancara personal dengan para calon.

Tahap selanjutnya, menurut Fenetiruma para calon harus ke Jakarta ataupun melalui telekonfrens, hal itu merupakan domain tim Kemendikbud Ristek.

“Surat balasan Kementerian hanya menyebutkan bahwa, setelah dua agenda itu dikerjakan oleh Kementerian baru bisa ada penjadwalan untuk pemilihan Rektor,” ucapnya.

Dikatakan Fenetiruma, panitia menunggu konfirmasi Kemendikbud Ristek dan akan mengupdate kedua agenda yang sedang dikerjakan.

“Jadi posisi kita standby, kalau sudah ada aba-aba dari Kementerian, kita biasanya memberitahukan kepada ketua senat untuk mengundang anggota senat, mengadakan rapat persiapan,” jelas Fenetiruma.

Fenetruma menambahkan, jika ada informasi lanjutan terkait tahap pemilihan, pihaknya akan menyampaikan di media massa.

Sebelumnya, kepala Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Provinsi Papua Barat, Musa Y Sombuk, menekankan pada proses demokrasi pemilihan Rektor agar tidak meninggalkan kesan buruk, mengingat kampus Unipa sebagai lembaga pelayanan publik.

“Memang ada aroma tidak sedap, seperti pemberian janji kepada pemegang hak pilih dalam agenda pemilihan Rektor. Tapi kami (ORI) masih melakukan pendalaman untuk memastikan kebenarannya,” ujar Musa Y Sombuk. (dra)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.