MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw mengaku bingung kabupaten penghasil sumber daya alam minyak dan gas masuk kategori miskin ekstrem.
“Seperti Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Maybrat, tetapi yang membuat saya bingung itu Bintuni juga masuk dalam miskin ekstrem,” ungkap Pj Gubernur Papua Barat saat membuka pasar murah di Arowi, Distrik Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari, Senin (24/10/2022).
Lanjut Waterpauw, dimana pada saat Raker Bupati/Walikota Se-Papua Barat di Kabupaten Sorong ia sempat berkoordinasi bersama dengan Bupati Teluk Bintuni.
“Saya merasa aneh saja Kabupaten Teluk Bintuni yang terdapat perusahaan besar internasional dengan hasil yang begitu luar biasa, tapi rakyatnya miskin,” ucapnya.
Daerah kaya raya punya potensi alam yang luar biasa yang sudah dikelolah, tetapi rakyatnya miskin. Hal itu kata Waterpauw,harus didiskusikan secara bersama-sama. “Kita lihat Kabupaten Kaimana yang justru tidak punya apa-apa, malah jadi lebih baik kehidupan masyarakatnya. Sehingga di sini apa yang salah,” tanya Waterpauw.
Ditambahkan, dimana masyarakat hanya menunggu, menunggu dan menunggu. Semua proses hadirnya perusahaan dengan hak-hak yang mereka tuntut itu bisa didapat dengan baik, maka tidak ada masalah, tetapi jika ada masalah, hambatan satu, dua bulan bahkan lebih akhirnya masyarakat terpuruk.
“Padahal di Kabupaten Teluk Bintuni semua kekayaan alam ada baik penghasil gas, hasil laut, dan masih banyak lagi yang dimiliki Kabupaten Teluk Bintuni,”pungkasnya. (aa)