MANOKWARI,KLIKPAPUA.com— Rumah adat masyarakat Toraja atau Tongkonan yang dirindukan Ikatan Keluarga Toraja (IKT) di Manokwari sekian lama kini terwujud. Bangunan yang berdiri diatas tanah sekitar satu Hektare itu berdiri megah di Kampung Soribo, Distrik Manokwari Barat.
Usai dikukuhkan Bupati Manokwari Hermus Indou, Ketua IKT Manokwari Appi Pakilaran dalam sambutannya mengatakan, kerinduan rencana untuk membangun sebuah Tongkonan, tempat duduk bersama masyarakat Toraja, sudah direncanakan sejak lama, bahkan puluhan tahun yang lalu. Namun terkendala lahan untuk membangun Tongkonan.
Kerinduan itu terjawab saat Kornelius Mangalik menjabat sebagai Ketua IKT Manokwari periode 2015-2020, dengan luas lahan sekitar satu hektare atas perjuangan almarhum Demas Paulus Mandacan mantan Bupati Manokwari dapat diperoleh IKT Manokwari.
“Rumah bersama atau tongkonan di Manokwari disandingkan dengan rumah adat kaki seribu di Tanah Arfak sebagai penghargaan kepada suku Arfak sebagai pemilik hak ulayat di daerah ini,” tuturnya.
Dikatakan, berdirinya tongkonan di daerah Soribo ini, memiliki sejarah yang berat. Namun berkat kekuatan persatuan dan kebersamaan masyarakat IKT di Manokwari serta topangan Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Pemerintah Kabupaten Manokwari sehingga dapat berdiri kokoh.
Appi menyebut, Tongkonan yang berdiri kokoh itu memiliki berbagai fungsi, seperti sebagai tempat berkumpul atau duduk bersama untuk merencanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan persekutuan. Kemudian, membicarakan atau menyelesaikan hal-hal yang timbul didalam persekutuan. Serta Tongkonan ini digunakan sebagai tempat dilangsungkannya acara-acara kegembiraan atau suka cita.
“Di sinilah tempat anggota keluarga sebagai pemilik Tongkonan ini, dapat melangsungkan acara-acara pernikahan, atau acara syukuran keluarga. Kemudian, fungsi Tongkonan ini sebagai fungsi sosial, dapat digunakan sebagai tempat dilangsungkannya juga acara duka cita, yaitu acara atau prosesi pemakaman,” ungkapnya.
Appi mengajak seluruh masyarakat IKT di Manokwari untuk menjaga secara bertanggungjawab baik bangunan dan lingkungannya. “Mari menggunakan menggunakan, memfungsikan Tongkonan yang telah hadir di Manokwari secara bersama secara bertanggungjawab serta memelihara secara bersama Tongkonan maupun lingkungannya. Karena hadirnya tongkonan ini juga sebagai fungsi sosial,” ucapnya.
Sementara Ketua IKT Papua Barat, Kornelius Mangalik berharap hadirnya bangunan Tongkonan bukan sekedar simbol melainkan mempererat kerukunan antar suku di Manokwari. (dra)