MANOKWARI, KLIKPAPUA.com- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat menggelar Pertemuan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Tingkat Provinsi Papua Barat, Senin (11/9/2023) disalah satu hotel di Manokwari.
Monev tersebut akan berlangsung sejak 11-14 September 2023, dan dihadiri 34 peserta dari Pengelola Program ISPA Dinas Kesehatan dan Perwakilan Fasyankes 7 Kabupaten di Provinsi Papua Barat.
Otto Parorongan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat saat membuka kegiatan itu, menyoroti beberapa kabupaten di Papua Barat yang tidak rutin melaporkan kasus ISPA.
Kata dia, dari target sasaran 2950 kasus, yang baru ditemukan 615 kasus atau 21,10 persen dari total kasus yang menjadi sasaran. Dari jumlah itu, masih banyak yang belum ditemukan di wilayah Papua Barat.
“Mungkin saja sudah dikerjakan tetapi kita lupa untuk laporkan, mestinya harus dilaporkan secara berjenjang,” ungkapnya.
ISPA lanjut Parrorongan, menjadi perhatian agar ditangani secara serius. Dinas Kabupaten melalui Pengelola program diharapkan bangun komunikasi dengan Puskesmas agar rutin melaporkan kasus.
Sementara itu, Ketua Panitia, Hans Ayok dalam laporannya menyampaikan, di Provinsi Papua Barat ISPA merupakan penyakit yang kasusnya sangat tinggi. Disetiap layanan, ISPA setiap bulan masuk dalam daftar 10 besar penyakit.
Hans menjelaskan, jumlah kasus ISPA yang tinggi, namun dalam sistem pelaporan program ISPA masih ada di kabupaten dan Faskes yang belum melapor. Oleh karena itu, perlu dilakukan Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Program Tingkat Provinsi Papua Barat.
Diungkapkan Hans, bahwa tujuan Monev ini, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam deteksi dan tata laksana, pencatatan, pelaporan serta melaksanakan monitoring dan evaluasi program ISPA.
Dalam monev tersebut, dihadirkan narasumber dari Kementerian Kesehatan Subdit ISPA dan dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat. (dra).