MANOKWARI,KLIKPAPUA.com – Perum Bulog Cabang Manokwari mengklaim, penjualan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tahun 2024 ini telah mencapai 140 persen, capaian ini melampaui target.
“Hingga bulan ini (Oktober, red) kita sudah menjual beras SPHP sebanyak 2.100 ton atau 140 persen dari target kita tahun ini hanya 1.500 ton. Selama pasar membutuhkan, maka kita akan tetap layani,” ujar Kepala Perum Bulog Cabang Manokwari Armin Bandjar.
Dikatakan Armin, untuk menjaga stabilitas harga terutama beras kelas medium, kehadiran beras subsidi tersebut banyak dibutuhkan masyarakat, terlihat dari pembelian beras yang sudah melampaui target tersebut.
Armin menyebut, keberhasilan ini tidak terlepas dari strategi yang dilakukan oleh Bulog, dengan memperluas jaringan distribusi hingga menjalin kerjasama dengan pemerintah setempat.
“Langkah yang harus dilakukan juga untuk lebih memperbanyak mitra untuk mendistribusikan lagi beras SPHP, dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp67.500 per kemasan 5 kg. Dengan semakin banyaknya mitra kita yang menjual SPHP sesuai HET, maka pasar otomatis melakukan fungsi kontrol harga,” ujar dia.
Kerjasama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Manokwari untuk suplai beras SPHP di Kios Pangan Rakyat (KIPRA). Dimana, KIPRA merupakan hasil kolaborasi Pemkab Manokwari, BI Perwakilan Papua Barat dan Perum Bulog Cabang Manokwari.
Beras SPHP bahkan dijual di bawah HET yaitu Rp63.000 per kemasan 5 kg alhasil Bulog rata-rata menjual 500 kg hingga 1 ton tiap minggunya sejak KIPRA diresmikan pada 19 Agustus 2024.
“Langkah kita membanjiri beras SPHP di pasaran membuat beras saat ini tidak masuk lima komoditas utama penyumbang inflasi. Penyumbang inflasi dari bahan makanan lain,” pungkasnya. (mel)