Bukan Faktor Cuaca, Ini Biang Kerok Minimnya Hasil Tangkapan Nelayan di Manokwari

0
Sabri Luas
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com— Komoditas ikan di Manokwari masih sering menjadi penyebab inflasi. Berdasarkan data BPS Papua Barat, pada Mei 2022 ikan cakalan menyumbang angka 1 persen terhadap inflasi.
Mulai dari cuaca buruk di laut menjadi penyebab para nelayan enggan melaut, dan menyebabkan pasokan ikan di pasaran minim sehingga harga ikan pun melambung pada kondisi tertentu.
Namun perkembangan informasi terkini, pelaku utama nelayan menyebut faktor cuaca bukan penyebab utama melainkan sulitnya para nelayan mendapatkan pasokan bahan bakar minya (BBM) terutama jenis Pertalite.
Setelah dihapusnya BBM Subsidi jenis premium para nelayan di daerah Manokwari saat ini lebih mengandalkan BBM subsidi jenis pertalite.
“Sebenarnya bukan faktor cuaca, tetapi ini lebih ke faktor sulitnya para nelayan mendapatkan BBM, karena para nelayan tidak sanggunp membeli BBM jenis Pertamax. Bayangkan saja perliter BBM Pertamax Rp12.700,” kata Sabri Luas, Staf Dinas Perhubungan Manokwari Seksi Keselamatan Pelayaran, Selasa (19/7/2022)
Disebutkan, untuk melaut para nelayan sedikitnya membutuhkan BBM minimal 70 liter, sementara harga BBM yang mereka dapatkan jauh lebih mahal karena non subsidi.
“Perhari melaut para nelayan minimal membutuhkan BBM sebanyak 70 liter, kalau nelayan beli Pertamax bisa merogoh uang Rp900 ribu lebih, kalau pertalite hanya mencapai Rp 400 an ribu. Apalagi kalau mereka pulang malam dan SPBU sudah tutup, dan tidak mendapatkan BBM. Berarti besok atau lusa baru bisa melaut lagi, alhirnya hasil tangkapan berkurang, bukan faktor cuaca. Apalagi saat ini sedang musim ikan, nyatanya harga ikan di pasar masih mahal,” bebernya.
Sekalipun cuaca buruk, jika para mendapat pasokan BBM subsidi masih bisa memperhitungkan untuk melaut. “Sekalipun cuaca buruk kalau ada BBM pasti nelayan tetap melaut, jadi bukan karena faktor cuaca lebih ke faktor minimnya pasokan BBM,” ungkapnya.
Apa daya, jenis BBM Pertalite sulit dijangkau oleh para nelayan. Apalagi stasiun pengisian BBM khusus nelayan hanya tersedia satu unit. Itupun, tidak semua nelayan menikmati BBM subsidi jenis pertalite.
“Stasiun pengisian BBM hanya satu unit di pasar ikan Sanggeng, itupun nelayan sulit dapat. Sering tidak kebagian, karena masyarakat di darat mengantri cukup banyak,” tandasnya. (dra)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.