Antropologi UNIPA Gelar Workshop Sebagai Pembuka Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

0

MANOKWARI,KLIKPAPUA.com-Jurusan Antropologi Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Papua melalui program Antropologi Edukatif menggelar workshop sebagai pembuka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang berlangsung di Aula Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Papua, Manokwari, Papua Barat, Kamis (24/11/2022).

Kegiatan workshop ini menyusun tema yaitu, “Lindungi Perempuan, Pakai Noken Jaga Budaya”. Kegiatan ini diikuti oleh para dosen dan mahasiswa dari Jurusan Antropologi, Jurusan Sastra Indonesia Universitas Papua dan organisasi pemuda maupun komunitas literasi di Papua Barat.

Dalam workshop ini mengundang tiga orang narasumber, yaitu Dosen Antropologi Universitas Papua, Dr. George A.F. Mentansan, S.Sos., M.Si, Aktivis Perempuan Arfak Papua Barat, Lusiana Meidodga Waramui, Amd.Sos dan Presiden Mahasiswa Universitas Papua, Yuliance Andrena Fanataf.

Dekan Fakultas Sastra dan Budaya yang diwakili oleh Wakil Dekan I, George Mentansan memberikan apresiasi terhadap kegiatan workshop yang dilaksanakan oleh Jurusan Antropologi.

Menurut George, kegiatan yang dilaksanakan ini sangat penting dan bagus, karena berbicara mengenai hak-hak perempuan. Apalagi ini merupakan momentum untuk memperingati 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan yang dilaksanakan pada tanggal 25 November sampai 10 Desember 2022.

“Kami sangat memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Apalagi tema kegiatan ini sangat menarik, sebab memfokuskan pada peringatan anti kekerasan terhadap perempuan selama 16 hari kedepan,”ungkapnya dalam sambutan mewakili Dekan Sastra dan Budaya Universitas Papua.

George berharap, kegiatan semacam ini terus dilakukan dalam memberikan pemahaman dan edukasi (pendidikan) kepada para mahasiswa yang ada di Fakultas Sastra dan Budaya Universias Papua tentang hak-hak perempuan yang harus dihormati dan dilindungi.

“Tentu kegiatan ini sangat positif dan kami berharap kedepan terus dilakukan diskusi-diskusi semacam ini dalam rangka meningkatkan kemampuan para mahasiswa tentang isu-isu perempuan, sosial dan budaya yang ada di tanah Papua,” harapnya.

Sementara itu, Sekretaris Jurusan Antropologi, Musa Ayorbaba, S.Sos., M.Si mengungkapkan bahwa kegiatan workshop yang dilakukan oleh Jurusan Antropologi Universitas Papua ini berkolaborasi dengan berbagai organisasi dan komunitas yang ada di tanah Papua.

Menurut Musa, organisasi dan komunitas kolaborasi yang terlibat dalam mendukung kegiatan ini adalah, Departemen Gugus Tugas Papua Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Antropologi, Pengurus Pusat Ikatan Jurnalis Pelajar Nusantara, Polres Manokwari Polda Papua Barat, Media Ligakampus.id dan Relawan TIK Papua.

“Kegiatan workshop ini merupakan pembukaan dari kegiatan-kegiatan yang akan kita laksanakan dalam rangka memperingat 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan,” ungkapnya.

Musa berharap, para mahasiswa di Jurusan Antropologi dan jurusan lainnya yang ada di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Papua untuk terlibat aktif dalam mengkampanyekan 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan di tanah Papua. (rls).


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.