MANOKWARI,KLIKPAPUA.com– Ketua Jurusan Antropologi Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Papua (UNIPA), Rina Kurana Awom, S.Sos., M,Si bersama-sama dengan mahasiswa membagikan ratusan gelang dan pesan anti kekerasan terhadap perempuan kepada para mahasiswa dan masyarakat yang berlangsung di pintu masuk Fakultas Ekonomi Universitas Papua, Manokwari, Papua Barat, Jumat (25/11).
Aksi bagi-bagi gelang dan pesan anti kekerasan terhadap perempuan, yang dilakukan oleh Jurusan Antropologi melalui program Antropologi Edukatif ini merupakan rangkaian kegiatan dari Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang diperingati pada 25 November-10 Desember 2022.
Dari pantauan di lapangan terlihat Ketua Jurusan Antropologi Rina Awom bersama beberapa mahasiswa membagikan gelang dan pesan anti kekerasan terhadap para mahasiswa dan masyarakat yang melintas menggunakan kendaraan sepeda motor maupun mobil.
Sebagai Ketua Jurusan Antropologi Rina Awom mengungkapkan bahwa aksi membagikan gelang dan pesan anti kekerasan terhadap perempuan ini merupakan bagian dari memperingati 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan yang dilaksanakan setiap tahun.
“Ini merupakan bagian dari pengabdian para mahasiswa yang dilakukan dalam rangka mengkampanyekan 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan yang dipusatkan di kampus Universitas Papua,” ungkapnya.
Menurut Rina, pembagian gelang dan pesan anti kekerasan yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Antropologi merupakan wujud dari mengimplementasikan salah satu tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat.
“Ini merupakan wujud pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa kepada masyarakat dengan memberikan penyadaran agar semua orang, termasuk para mahasiswa di Universitas Papua dapat mengkampanyekan stop kekerasan terhadap perempuan di Manokwari,” tuturnya.
Senada dengan itu, salah satu mahasiswa Antropologi Universitas Papua, Yubelina Aronggear disela-sela membagikan gelang dan pesan anti kekerasan terhadap perempuan mengajak para mahasiswa untuk tidak melakukan kekerasan selama berpacaran.
“Saya mengajak para mahasiswa untuk bersama-sama menjaga pasangannya selama pacaran. Tidak boleh ada mahasiswa yang melakukan kekerasan terhadap pacarnya selama masih berpacaran,”katanya.
Yubelina mengajak para mahasiswa yang ada di Universitas Papua untuk bersama-sama menjaga dan melindungi perempuan selama berpacaran. Tidak boleh ada kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan.
“Mari kita bersama-sama serukan stop kekerasan dalam pacarana dan stop kekerasan terhadap perempuan,”ajaknya.(rls)
Aksi kampanye anti kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan oleh Jurusan Antropologi UNIPA ini mendapatkan apresiasi dari berbagai mahasiswa, dosen dan warga yang melintas. (Redaksi).