MANOKWARI,KLIKPAPUA,COM– Sebanyak 50 peserta mengikuti kegiatan pembekalan dan sertifikasi SAR yang diselenggarakan kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Manokwari.
Program Pembekalan dan Sertifikasi ini melibatkan unsur TNI, Polri dan organisasi yang bergerak di misi kemanusiaan. “Kita undang dalam satu komponen potensi SAR, karena program ini merupakan Program Nasional,” kata Kepala Basarnas Manokwari George Leo Mercy Randang saat ditemui di Mansinam beach, Selasa (17/03/2020).
Mercy mengatakan pembekalan dan sertifikasi ini ditargetkan oleh Nasional kurang lebih 10 ribu potensi SAR seluruh Indonesia. “10 ribu itu dibagikan untuk semua provinsi, kami di Papua Barat ini mendapatkan 400 peserta yang nantinya akan ikut pelatihan potensi, namun dibagi dengan SAR Sorong 200, maka di Manokwari 200 orang,” ungkap Mercy.
Dari 200 peserta, kegiatannya dibagi per gelombang. Gelombang pertama lagi berlangsun. Yang diikuti unsur TNI, Polri, Pemerintah, BPBD Provinsi, kabupaten, juga instansi-instansi pendukung, seperti Orari, Rapi, PMI, Dinas Kesehatan, Kesehatan Pelabuhan, Kesiabandaraan, Bea Cukai, dan Imigrasi.
Direncanakan kegiatan tersebut berlangsung hingga 21 Maret mendatang. Namun akan kembali disesuai dengan instruksi atau arahan-arahan terkait situasi dan kondisi terkait dengan informasi Covid-19 itu. “Jadi kita juga menyesuaikan. Secara otomatis potensi yang kita bina saat ini di karantina untuk melaksanakan materi dan pembinaan fisik, kita akan laksanakan dan menyesuaikan kembali,” katanya.
Maksud dan tujuan kegiatan ini, agar tenaga penolong potensi SAR yang ada di Papua Barat khususnya di Manokwari menjadi terlatih, trampil, jika sewaktu-waktu dibutuhkan. “Atau mereka ada di tempat kejadian lebih duluan memberikan pertolongan pertama sambil menunggu tim Basarnas,” ujarnya.
Ditambahkan Mercy dalam pelatihan ini pembekalan yang diberikan cukup banyak, bagaimana teknik memberikan penilaian, pertolongan pertama pada korban kecelakaan, juga harus menyesuaikan dengan memakai body protector. “Jangan sampai korban ada penyakit atau apa, kita juga harus melindungi tenaga penolong,” tambahnya.
Ia berharap yang sudah mengikuti pembekalan dan sertifikasi sudah bisa melakukan pertolongan pertama kepada para korban sesuai apa yang telah mereka pelajari selama pelatihan. (aa/bm)