KLIKPAPUA,KAIMANA– Seperti yang dilakukan umat Katolik lainnnya di seluruh dunia, Minggu (14/4/2019), umat Katolik di Kaimana juga merayakan minggu palma, sebuah perayaan dalam gereja katolik yang bertujuan untuk memperingati masuknya Yesus ke kota Yerusalem sebelum kematiannya di kayu salib, sekaligus sebagai pembuka pekan suci paskah.
Di paroki Santo Martinus Kaimana, perayaan minggu palma ini ditandai perarakan daun palma sejauh kurang lebih 200 meter dari titik star persekolahan Katolik menuju Gereja Santo Martinus. Prosesi perarakan yang dilanjutkan dengan misa syukur ini, dipimpin Wakil Pastor Paroki, Romo Andi Priambada, O.Carm.
Romo Andi dalam khotbahnya mengatakan, minggu palma sebagai peringatan masuknya Yesus ke kota suci Yerusalem merupakan hal yang istimewa, karena terjadi sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian. Minggu palma merupakan pembuka pekan suci, dimana umat kristiani akan kembali mendengar kisah sengsara Yesus Kristus.
Dikatakan, kisah sengsara yesus Kristus yang akan diperdengarkan atau ditampilkan kembali selama pekan suci, bukan semata-mata untuk menimbulkan kesedihan, tetapi supaya umat Tuhan terbantu untuk kembali melihat tentang misteri cinta kasih Allah kepada umat manusia. Supaya umat Allah melihat makna yang besar dan agung dibalik kerelaan Kristus menebus dosa umat manusia dengan memanggul salib.
“Diperdengarkan atau ditampilkannya kembali kisah sengsara Yesus Kristus tentu tujuannya bukan semata-mata supaya kita sedih atau ikut meneteskan air mata dengan melihat penderitaan Yesus. Bukan itu yang disasar, kisah ini kembali diperingati supaya kita terbantu untuk melihat misteri cinta kasih Allah kepada kita, yang tergambar dari kerelaan Yesus mati di kayu salib. Sikap yang ditunjukkan Yesus inilah menunjukkan bahwa kasih Allah tiada batas kepada kita semua,” ungkap Romo Andi.
Lebih jauh dalam prosesi misa dimeriahkan paduan suara SMP Santo Thomas Aquino ini, Romo Andi mengajak umat Katolik Kaimana untuk lebih berani menghidupkan kasih dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengan kerelaan Yesus menanggung sengsara, kita juga diajak untuk memiliki keberanian menghidupkan kasih dalam kehidupan sehari-hari. Kita diajak untuk menampakkan kasih Allah dalam kebersamaan dengan semua orang,” pungkas Romo. (iw)