KAIMANA,KLIKPAPUA.com – Gerakan intervensi percepatan penanganan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting dilakukan Pemerintah Papua Barat.
Kegiatan yang dikomandoi langsung Penjabat Gubernur Papua Barat dan Ketua TP PKK dipusatkan pada halaman gedung Gereja GKI Jemaat Solafide Krooy, Minggu (11/6/2023) usai mengikuti ibadah bersama.
Dikatakan Pj. Gubernur Waterpauw peran para orangtua dalam mengasuh anak harus konsisten dengan sering mengunjungi pusat pelayanan kesehatan, seperti posyandu, puskesmas dan Pustu.
Program nasional yang digenjot di seluruh Papua Barat ini tidak terlepas dengan adanya pertumbuhan angka stunting hingga total 30 persen.
Pemerintah juga akan berkolaborasi dengan pimpinan umat beragama untuk memanfaatkan tempat ibadah guna menyuarakan berantas Stunting demi generasi berkualitas.
“Kita manfaatkan halaman tempat ibadah yang bisa berikan pelayanan kepada umat, dalam hal ini anak cucu kita yang terindikasi Stunting dan pelayanan bapok keluarga. Kita hadir disini untuk berkumpul,
Ini tugas bersama, mama dorang pertumbuhan anak harus dirawat,” tegasnya.
Demi melengkapi pemenuhan gizi anak ayng terindikasi Stunting, pemerintah juga menyiapkan makanan tambahan B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman) di posyandu. Tidak hanya itu sejumlah masalah yang dianggap biasa saja tentu berpengaruh pada proses penilaian stunting di daerah.
Pj. Gubernur Waterpauw menyebut peran utama kinerja cepat lewat satuan tugas yang telah terbentuk turut diberikan kucuran anggaran untuk mengintervensi hal serupa lewat 8 OPD sektor dan pendukung.
“MCK juga jadi bahan penilaian, air bersih, tidak ada air bersih di kampung dan perumahan maka jadi catatan negatif. Kkses jalan dari dan ke kampung, itu diantaranya akan diintervensi semua,” kelasnya.
Bupati Kabupaten Kaimana, Freddy Thie mengapresiasi langkah yang dilakukan Penjabat Gubernur Papua Barat. Pasalnya beberapa waktu lalu juga telah diingatkan dalam agenda Musrenbang di Manokwari untuk semua kepala daerah fokus tangani stunting dan Kemiskinan ekstrem.
“Masalah stunting dan kemiskinan ekstrem, Bapa Gubernur sudah katakan pada Bupati harus ada langkah aksi,” ujarnya.
Dirinya juga melaporkan data anak stunting di Kaimana berjumlah 271 anak, terdiri dari Distrik Kaimana 132, Buruway 29, Teluk Arguni 56 anak, Teluk Etna 10 anak, Arguni bawah 4 anak, Kamberauw 4 anak dan Distrik Yamor 36 anak.
Sedangkan untuk kemiskinan ekstrem, kondisi kemiskinan di Kabupaten Kaimana pada tahun 2022, jumlah penduduk miskin berada dia angka 10,11 ribu atau sebesar 15,29% dari total jumlah penduduk 63.633 jiwa, dari 10.011 jumlah keluarga miskin 767 kepala rumah tangga diketegorikan sebagai kemiskinan ekstrem.
Pemerintah Kabupaten Kaimana telah membentuk satgas percepatan penanganan dengan melibatkan OPD, dokter, untuk validasi agar mengecek sesuai data posyandu.
“Tugas kita waktu dekat validasi supaya intervensi tidak salah. Ini tentu bukan hanya tim tapi kebijakan anggaran,” terang Bupati.
Pdt. Alfred Dimara turut menyampaikan terimakasih atas kesediaan Penjabat Gubernur dan rombongan telah mengadakan kegiatan penting di jemaatnya.
“Atas nama gereja kami sampaikan terimakasih untuk waktu yang diberikan dalam melayani masyarakat melalui program pemerintah,” tutupnya.
Dukungan juga secara penuh diberikan, nampak pada penandatanganan komitmen bersama. Dalam kesempatan itu juga diserahkan bantuan bahan pokok bagi pihak gereja dan masjid masing-masing 200 paket, bibit tanaman, 1 unit laptop untuk tim satgas, kaos kader posyandu, bapok PKK dan bantuan susu oleh Dinas Kesehatan Papua Barat.(rls/red)