ODHA di Kaimana Capai 257 Orang

0
Spanduk terkait HIV-AIDS yang dibentang pada peringatan Hari AIDS Sedunia se-Papua Barat di Kaimana Desember 2019.
KAIMANA,KLIKPAPUA.COM- Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, jumlah Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) di Kabupaten Kaimana tercatat sebanyak 257 orang. Sedangkan untuk Provinsi Papua Barat pada umumnya mencapai  5.529 sejak tahun 2003 hingga 2019.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr. Nurmawati ketika hadir sebagai nara sumber pada Rapat Koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS se-Papua Barat di Kaimana beberapa waktu lalu.
Dikatakan, jumlah 5.529 se-Papua Barat ini merupakan laporan dari 8 kabupaten/kota. Sementara 3 kabupaten lainnya, yakni Pegunungan Arfak, Tambrauw dan Kabupaten Maybrat hingga saat ini belum menyerahkan laporan. “Saat ini ada 5.529 ODHA yang kami temukan dan sedang dirawat. Kami targetkan pada 2030 nanti, jumlah yang ditangani bisa capai 20 ribu ODHA,” ujarnya.
Adapun rincian ODHA yang tersebar di Papua Barat berdasarkan laporan 8 kabupaten/kota adalah; Manokwari sebanyak 1.502 kasus, Kota Sorong 1.289 kasus, Kabupaten Sorong 1.266 kasus, Sorong Selatan 202 kasus, Fakfak 342 kasus, Raja Ampat 7 kasus, Manokwari Selatan 7 kasus dan Kabupaten Kaimana sebanyak 257 kasus.
Nurmawati ingatkan, beberapa kabupaten yang belum melaporkan ini, bukan berarti tidak memiliki kasus HIV-AIDS. Tetapi justru diperkirakan cukup tinggi. Jika terus dibiarkan lanjutnya, jumlahnya akan terus meningkat. Demikian pula kabupaten/kota yang jumlah kasusnya sedikit, bukan berarti kasusnya rendah, tapi disinyalir karena banyak yang belum terdeteksi.
Dikatakan, kurang tanggap dan pekanya pemerintah dan masyarakat setempat akan membuat jumlah pengidap penyakit ini terus bertambah. Kasus HIV-AIDS ini lanjutnya ibarat gunung es yang hanya terlihat di permukaannya, sementara dibawahnya masih ada bongkahan yang lebih besar.
“Jangan berpikir bahwa kabupaten yang jumlah kasusnya sedikit itu aman. Ini sebetulnya disebabkan karena petugasnya belum maksimal untuk melakukan pengecekan dan masyarakat sendiri juga kurang sadar akan bahaya penyakit ini sehingga tidak mau memeriksakan diri. Kalau masyarakat sadar, ini justru sangat membantu petugas dalam mendistribusikan obat-obatan,” ujarnya.
Ia berharap, agar daerah yang belum melaporkan perkembangan jumlah ODHA segera melakukan pendataan dan pelaporan. Hal ini dimaksudkan agar jumlah pengidap HIV-AIDS ini bisa ditekan. “Dikhawatirkan, kabupaten yang belum melaporkan ini justru akan medongkrak penyebaran virus tersebut tanpa ada penanganan yang intensif,” ungkapnya. |IW

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.