FAKFAK,KLIKPAPUA.com- Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere dan Pj Gubernur Papua Barat Daya, Muhammad Musaad, secara resmi membuka Seminar Nasional Sejarah Masuknya Agama Islam di Tanah Papua, Sabtu, (11/01/25) di Gedung Wintder Tuare Fakfak.
Seminar nasional ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat dan melibatkan MUI Kabupaten Fakfak sebagai tuan rumah.
Pj Gubernur Ali Baham dalam sambutannya mengatakan, bahwa pembahasan tentang masuknya Agama Islam di tanah Papua telah berlangsung lama. Penelitian dan kajian melalui forum ilmiah berulang dilaksanakan.
“Mari sudah, barang yang sudah 30 tahun lalu, mulai dari saya jadi camat, sejarah masuknya agama Islam di tanah Papua ini dibahas dan terdengar bahwa 8 agustus tahun 1360. Pokoknya hari ini saya siap tandatangan saja mengakhiri perjalanan panjang ini,” ucap ABT dalam sambutannya.
Senada, Pj Gubrrnur Muhammad Musa’ad mengatakan jika dalam seminar ini menghasilkan keputusan yang menyepakati sejarah masuknya agama islam di tanah papua maka menjadi tangguang jawab semua pihak ummat islam untuk menetapkan waktunya.
“Kalau hari ini menetapkan, maka kita butuh legitimasi dan pengabsahaan. Kita siap berkolaborasi mengembangkan dan mensosialisasikan karena ini tanggung jawab bersama seluruh ummat islam di tanah papua. Kita masuk bakan menyingkirkan tapi saling menguatkan antar ummat beragama yang ada di tanah papua,” tutur Musaad.
Ketua Umum MUI Papua Barat KH. Ahmad Nausrau, menjelaskan, seminar nasional yang digelar ini merupakan tahapan akhir dari kajian ilmiah perjalanan sejarah masuknya agama islam di tanah papua.
“Kita telah melakukan seminar ke seminar dari tahun 2006, 2008 MTQ Ke 2 Irian Jaya Barat, dan sudah menerbitkan buku hasil dari penelitian dan kajian ilmiah,” ungkap Nausrau dalam sambutannya.
Dalam seminar yang juga dihadiri Raja Fhatagar, Raja Rumbati, Raja Sekar Pikpik, Raja Wertuar, Raja Komisi, dan Raja Namatota.
Diungkapkan, saat itu pemerintah Kabupaten Kaimana tahun 2009-2010 menghadirkan peneliti, namun belum sampai pada sebuah kesimpulan dan penetapan.
Kemudian, kata Nausrau, MUI Papua Barat pada tahun 2018, melaksanakan penelitian sejarah masuknya agama islam di tanah papua dan dibicarakan dalam Rakernas MUI Pusat di Raja Ampat hingga mengeluarkan buku yang berjudul moderasi beragama.
“Dari tahun 2006 ke 2024 sudah 18 tahun, belum ada kesepakatan bersama sebagai dasar menentukan tanggal masuknya agama islam di tanah Papua,” katanya
“Dengan bukti-bukti ilmiah yang telah dihasikkan itu, sudah saatnya penetapan waktu dan tempat yang menandai syiar agama islam ini memiliki nilai spiritual bagi ummat islam khususnya di tanah papua,” imbuhnya
Nausrau menambahkan, bahwa kehadiran mubalik Abdul Ghaffar dari Aceh di Fatagar Lama atau di Tanjung Tutin pada 8 Agustus 1360 sebagai waktu awal masuknya agama islam di tanah papua.
Turut hadir, pada pembukaan seminar ini, Kabinda Papua Barat, Brigjen TNI Sri Widodo, Anggota DPR Papua Barat, Saleh Siknun, Ketua MRPB Papua Barat Judson Ferdinandus Waprak, Pokja Agama Papua Barat, Pokja Agama MRP Papua Pegunungan, Pokja Agama Papua Selatan, Wakil Gubernur Papua Barat Terpilih Mohammad Lakotani.
Tak hanya itu, hadir pula Pimpinan Perguruan Tinggi seperti, Rektor IAIN Sorong, Rektor Unamin Sorong, Rektor Unimuda Sorong, Ketua STAI Al Mahdi Fakfak dan Ketua STIA Asysyafi’iyah Fakfak serta Ketua Umum MUI kabupaten/kota se- Papua, Papua Barat dan Papua Barat Daya serta pimpinan ormas islam.
Setelah pembukaan seminar tersebut, dilanjutkan dengan talkshow yang diisi oleh pembicara utama Prof. Ismail Suardi Wekke, Prof. Yon Machmudi, dan Sekjen MUI Pusat, Dr. H. Amirsyah Tambunan.
Kemudian, Pj Gubernur Ali Baham, Abdul Samad Bauw, Moksen Idris Sirfefa, H. Abdul Kholik Woretma, Jafar Werfete, dan Barekan Bauw. (rls)