Gemar Papeda – Agama untuk Kesejahteraan Umat

0

Oleh: Luksen Jems Mayor

Gemar Papeda (Gerakan Masyarakat Papua Penuh Damai) adalah sebuah langkah nyata yang menjadikan agama bukan sekadar ajaran, melainkan kekuatan yang menggerakkan kesejahteraan umat.

“Program ini hadir untuk mengajak seluruh elemen masyarakat – ASN, tokoh agama, aparat pemerintah, hingga masyarakat umum – bersama-sama mendukung perekonomian Mama-Mama Papua, simbol ketekunan dan kemandirian di Tanah Papua,” terang Kakanwil Kemenag Papua Barat, Luksen Jems Mayor.

Agama memiliki misi untuk menghadirkan kehidupan yang lebih adil, damai, dan penuh kasih. Dalam Injil, kita diingatkan bahwa “Iman tanpa perbuatan adalah mati” (Yakobus 2:17), sementara Al-Qur’an menegaskan, “Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d:11). Kedua ayat ini menegaskan bahwa iman harus diterjemahkan ke dalam tindakan nyata yang menghadirkan perubahan.

“Dengan mendukung Gemar Papeda, kita melakukan aksi sederhana namun berdampak besar : membeli hasil bumi, kerajinan, dan dagangan Mama-Mama Papua. Dari setiap transaksi, kita tidak hanya menggerakkan roda ekonomi, tetapi juga memulihkan martabat, menumbuhkan harapan, dan memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat yang majemuk,” ungkapnya.

Kesejahteraan umat yang dimaksud tidak hanya diukur dari angka pendapatan, tetapi juga dari rasa aman, kesempatan yang sama, dan kemampuan setiap keluarga untuk hidup bermartabat. Gemar Papeda menjadi wujud sinergi antara agama, pemerintah, dan masyarakat – sebuah kolaborasi yang menghadirkan Papua yang damai, harmonis, dan sejahtera.

Melalui Gerakan ini, kita diajak melihat pasar tradisional sebagai “ruang ibadah sosial”, tempat iman diwujudkan dalam karya, tempat kasih diwujudkan dalam tindakan, dan tempat kesejahteraan dibagikan kepada semua.

“Inilah bentuk nyata agama yang hadir di tengah umat : bukan hanya mengajarkan doa, tetapi juga mengajarkan kepedulian dan keadilan,” kata Luksen.

Gemar Papeda menjadi pesan bahwa Papua yang damai dan sejahtera adalah tanggung jawab bersama. Ketika Mama-Mama Papua tersenyum bangga melihat dagangan mereka laku, kita pun merasakan bahwa iman kita berbuah dalam kehidupan.

Sementara itu, Alumni PKN II, Prof. Agus Zainal Arifin yang juga merupakan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Kementerian Sosial Republik Indonesia menyebut, program Gemar Papeda yang dicanangkan oleh Kementerian Agama Provinsi Papua Barat merupakan sebuah gagasan yang luar biasa karena berhasil menegaskan bahwa agama tidak berhenti pada tataran doktrin, tetapi menjadi energi penggerak bagi kesejahteraan sosial yang nyata.

“Mama-Mama Papua sebagai simbol kemandirian dan martabat, karena inilah wajah sejati pembangunan berbasis komunitas dan keadilan sosial,” ucap Prof. Agus Zainal Arifin

Ia juga menyebut, gagasan menjadikan pasar tradisional sebagai “ruang ibadah sosial” itu inspiratif, karena menghadirkan makna baru. Iman menemukan keutuhan ketika diwujudkan dalam kepedulian, keadilan, dan solidaritas nyata.

Selain itu, Prof. Agus Zainal Arifin juga mengusulkan agar ada kerja sama yang dilakukan oleh Kemenag Papua Barat bersama perguruan tinggi, baik yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Tinggi maupun Kementerian Agama.

“Perguruan tinggi dapat berperan mendampingi mama-mama Papua dalam hal branding dan packaging produk, sekaligus membantu promosi dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Dengan demikian, produk mereka bisa lebih dikenal dan dinikmati masyarakat di berbagai penjuru Nusantara,” tutupnya.(*)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses