Saatnya Industri Kendaraan Listrik Indonesia Mandiri

0
Kendaraan Listrik Indonesia-

SOLO,KLIKPAPUA.com— Indonesia memiliki potensi besar menuju kemandirian dalam industri kendaraan listrik. “Kunci dalam industri mobil listrik ada tiga. Motor, baterai, dan kontroler,” kata Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan RI saat berkunjung ke PUI PT Tekhnologi Penyimpanan Energi Listrik Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Selasa (7/12).

Sayangnya, menurut Moeldoko, sampai saat ini Indonesia masih tergantung pada impor ketiga kunci itu. Moeldoko berharap ketergantungan ini segera berakhir. Sebab PUI UNS sudah sangat maju dalam riset dan pengembangan teknologi baterai. Sementara untuk kontroling, ITS Surabaya juga sedang pengembangan riset. “Perlu partner strategic, agar hasil riset bisa dibuat dalam skala industri,” kata Moeldoko yang siang itu ditemani Profesor Jamal Widodo, Rektor UNS.

Moeldoko mengingatkan, Indonesia mempunyai cadangan nikel dan cobalt terbesar di dunia sebagai bahan dasar pembuatan baterai.

Menurut Panglima TNI (2013-2015), Presiden Joko Widodo juga sangat besar komitmennya terhadap COP26 yang mengatur tentang emisi dalam kaitan perubahan iklim dunia. Sehingga Presiden akan sangat mendukung industri terbarukan. “Ini momentum dan potensi bagi Indonesia untuk melompat ke depan dalam industri kendaraan listrik,” kata Moeldoko menyampaikan pesan Presiden.

Dalam kesempatan itu, Prof. Jamal Wiwoho menyampaikan riset dan pengembangan teknologi penyimpanan listrik UNS sudah dilakukan sejak 2012,  dan sudah diujicobakan untuk sepeda listrik, motor, dan mobil listrik.  “Melihat langsung PUI baterai lithium yang sudah dikembangkan sejak beberapa tahun lalu, kami optimistis ini (PUI baterai lithium) akan makin berkembang ke depan,” ujar Prof. Jamal.

Usai melakukan diskusi, Kepala Staf Kepresidenan RI Dr Moeldoko bersama Rektor UNS Prof. Dr. Jamal Wiwoho meninjau langsung laboratorium PUI PT Tekhnologi Penyimpanan Energi Listrik Universitas Sebelas Maret (UNS).(rls)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.