Kisah Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru, Menjadi Yatim hingga Kehilangan Rumah

0
korban Erupsi Gunung Semeru1
Donasi yang diterima para pengungsi erupsi Gunung Semeru. (Foto: Ist)

LUMAJANG,KLIKPAPUA.com— Sejumlah warga nampak antusiasme saat pengurus Ikaswara Kota Sorong, menyerahkan bantuan secara langsung kepada korban erupsi Gunung Semeru di Desa Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (23/12/2021).

Salah satu warga terdampak, Satumi mengisahkan kejadian erupsi yang terjadi di Candipuro pada  Sabtu (4/12/21) lalu. Saat itu, Hari masih sore sejumlah warga masih beraktifitas di sawah dan sebagian beraktifitas di dalam rumah. Namun seperti mimpi di siang bolong, runtuhan erupsi Gunung Semeru yang membawa material batu dan lumpur menerjang pemukiman warga tanpa tersisa. Beruntung, Ia bersama anak-anak dan cucunya dapat menyelamatkan diri dari amukan Gunung Tertinggi di Pulau Jawa itu.

Rumah dan Sawah tempatnya menggantungkan hidup sekejap ludes dilahap lumpur Semeru. Kini Ia Hanya bisa hidup dari belas kasih orang lain dan tidur di rumah keluarga lainnya yang tidak terdampak. Untuk hidup di pengungsian, Ia merasa kurang nyaman, sehingga memutuskan tinggal di rumah kerabat lainnya.

“Tidak tahu sampai kapan akan menumpang dirumah Keluarga. Semoga rumah Saya bisa dibangun sama Pemerintah,” harap Satumi.

Bukan hanya bencana Erupsi Semeru yang menjadi luka hati Satumi, pasca kejadian erupsi, cucunya divonis harus operasi secepatnya karena usus buntu yang dialami cucunya semakin parah.

“Cucu saya langsung ke rumah sakit untuk operasi usus buntu. Saya dan anak Saya juga buntu ini, biaya operasi dan perawatan darimana. Karena anak saya yang kerja di pabrik kayu juga terdampak, habis kena semeru, nggak ada uang. Alhamdulillah dengan bantuan uang tunai dari Ikaswara Kota Sorong ini,” ujar Satumi usai menerima donasi dari pengurus Ikaswara Kota Sorong.

Korban lainnya, Sriatun sambil membawa ketiga anaknya tak dapat menahan bendungan air matanya usai menerima bantuan uang tunai dari pengurus Ikaswara Kota Sorong yang diwakili Bendahara Umum Ikaswara, Budi Raharjo, Kordinator Bidang Sosial, Sutrsino dan Kordinator Humas Ikaswara Ahmad Kurniawan.

korban Erupsi Gunung Semeru2
Korban Erupsi berdialog lewat video call dengan keluarganya yang tinggal di Kota Sorong (Foto: Ist)

Ia mengisahkan kehilangan suaminya saat erupsi Gunung Semeru Sabtu (4/12). Suaminya yang bekerja di sawah menjadi salah satu korban erupsi Gunung Semeru. Usai ketiga anaknya menjadi yatim, Ia kini harus tinggal dipengungsian akibat rumahnya rusak diamuk Semeru.

“Terima kasih buat warga Papua,” ujarnya singkat dengan linangan air mata.

Korban terbesar dalam erupsi Gunung Semeru dan yang merasakan dampak langsungnya menurut pantauan media ini saat berada di lokasi adalah Perempuan dan anak-anak. Mereka harus terbiasa dengan bunyi sirene dan mengungsi sewaktu-waktu akibat erupsi yang masih terus berlanjut.

Wahyuni, salah satu korban lainnya mengisahkan Ibunya yang sudah berusia lanjut dan memiliki penyakit tremor terpaksa tinggal dipengungsian akibat larangan zona Merah di tempat tinggalnya.

“Kemarin sempat pulang ke rumah, tapi masih ada peringatan terus menerus sehingga lebih aman di pengungsian. Tapi ya begitu, seadanya. Saya kebetulan tugas di dapur umum. Untuk logistik semuanya aman, tapi lauk pauk ini yang masih sulit. Sehingga Ia biasa bersama warga lainnya patungan untuk membeli lauk pauk bagi warga dipengungsian,” terang Wahyu.

Candi Puro sendiri menjadi Wilayah dengan pengungsian terbanyak, dikutip dari laman BNPB, Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, titik pengungsian masih terpusat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Candipuro sebanyak 21 titik dengan jumlah 4.645 pengungsi.

Data sementara dari BNPB total rumah rusak akibat letusan Gunung Semeru mencapai 1.027 unit. Rinciannya, rumah rusak berat 505 unit di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Kemudian, 437 rumah rusak berat dan 58 rusak ringan di Desa Supituriang, Kecamatan Pronojiwo.

Sedangkan jumlah warga meninggal dunia tercatat sebanyak 50 jiwa. Jumlah itu bertambah satu orang setelah satu warga yang mengalami luka berat dikonfirmasi meninggal.

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru sampai saat ini masih terus terjadi sejumlah petugas TNI dan Kepolisian terlihat berjaga di sejumlah kawasan Zona Merah, mereka berjaga untuk keluar masuk orang yang menyalahgunakan musibah bencana alam tersebut untuk kepentingan pribadi.(red)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.