Los Pasar Dalam Proses Pembangunan, Pedagang Diminta Bersabar

0
BINTUNI,KLIKPAPUA.COM – Pedagang yang terkena relokasi diharapkan bersabar, karena pembangunan los pasar di Pasar Sentral Bintuni, masih terus dilaksanakan.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Teluk Bintuni, Yulius Bandi mengatakan pemda belum bisa membagikan los- los pasar tersebut.
Karena proses pembangunanya yang sampai saat ini belum juga selesai.
Ia menjelaskan saat ini masih ada tahapan pembangunan lanjutan terhadap los baru yakni penambahan  landscap yang memakan waktu hingga beberapa bulan kedepan.
“Jadi pasar itu sudah oke, hanya kita sampaikan ke mama- mama Papua (pedagang) itu ,  kalian sabar saja dulu, karena kalau masuk orang ramai jual beli disitu berarti mengganggu orang ada kerja,  dan itu tidak terlalu lama mungkin bisa diguankan,” katanya.
Terkait lama waktu pengerjaan, Yulius mengatakan belum bisa memastikan, tergantung pekerja yang saat ini masih terus membangun.
Sementara soal pembagian los ia menuturkan belum ada pembagian los pasar. Karena belum ada pendataan nama pedagang, namun diprioritaskan pedagang OAP.
“Nanti setelah nama masuk baru kita bagi, saya tidak hitung berapa banyak, tapi cukup banyak mejanya,” katanya lagi.
Diberitakan sebelumnya, pembangunan los pasar untuk pedagang orang asli Papua di Pasar Sentral Bintuni, masih terus dilaksanakan.
Saat ditemui di lokasi proyek, Pengawas Proyek Mat Matale mengatakan proyek yang saat ini sedang dikerjakan adalah pembangunan los lanjutan berupa pengerjaan landscape serta penambahan teras sepanjang 18 meter serta rehab penampung air.
“Ini kan pasar untuk mama- mama Papua, tetapi belum bisa digunakan mengingat landscapnya, beberapa item di dalam belum selesai karena itu perintah dari Dinas Perindakop supaya diselesaikan,” katanya.
Dikatakan pembangunan proyek lanjutan ini direncanakan akan memakan waktu 3 bulan lamanya. Sehingga diperkirakan Maret mendatang baru selesai dan bisa difungsikan.
“Sebenarnya pekerjaan ini sudah mulai sejak Desember, tapi karena kemarin didepan dipakai untuk jualan kembang api sehingga ditunda sampai sekarang,” katanya lagi.
Dikatakannya nilai proyek lanjutan ini menghabiskan anggaran kurang lebih Rp. 1 Miliar. (at/bm)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.