STIH Manokwari dan Yayasan Kaizen Perkenalkan Program AI Ready ASEAN di Warpramasi

0
STIH Manokwari dan Yayasan Kaizen Perkenalkan Program AI Ready ASEAN di Warmpramasi

MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari bekerja sama dengan Yayasan Kaizen Collaborative Impact memperkenalkan program AI Ready ASEAN bagi pelajar SMA dan SMK di wilayah Warmare, Prafi, Masni, dan Sidey (Warmpramasi).

Sosialisasi program ini digelar setelah sebelumnya menyasar mahasiswa dan pelaku UMKM di Kabupaten Manokwari. Kegiatan berlangsung pada, Sabtu (18/10/2025)

Kegiatan ini dihadiri ratusan siswa dari sembilan sekolah menengah di dataran Warmpramasi. Seminar tersebut mengusung tema “Inovasi Hari Ini, Warisan Esok Hari.”

Hadir dalam kegiatan itu Ketua STIH Manokwari, Dr. Filep Wamafma, Direktur Eksekutif Yayasan Kaizen Collaborative Impact, Ismita Saputri, Master Trainer Muh Iqbal Gunawan para guru, serta siswa peserta seminar.

Ketua STIH Manokwari, Dr. Filep Wamafma, mengatakan bahwa melalui program AI Ready ASEAN, kampusnya berupaya melakukan pemetaan (mapping) untuk memaksimalkan sasaran penerima manfaat, khususnya pelajar SMA dan SMK.

“Kami pastikan sasaran hampir tercapai. Siswa-siswi di dalam maupun di luar Kota Manokwari telah ter-cover dalam program AI Ready ASEAN,” ujar Dr. Filep.

Ia menjelaskan, kegiatan seperti ini penting sebagai Pembelajaran nonkurikulum yang sulit diperoleh di sekolah formal. Menurutnya, pendidikan tidak hanya sebatas nilai dan fasilitas, tetapi juga pembentukan sumber daya manusia yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.

“Edukasi dini tentang teknologi adalah bagian dari semangat membentuk karakter anak-anak kita menjadi generasi yang berkualitas, tidak hanya di kelas, tetapi juga di bidang lainnya,” kata Filep yang juga Ketua Komite III DPD RI itu.

Ia menyoroti masih lemahnya inovasi di Papua Barat dan Papua secara umum karena kurangnya pemetaan terhadap perkembangan teknologi dan kreativitas.

“Kita masih kurang inovasi, kreasi, dan gagasan baru untuk menjawab tantangan anak muda di era teknologi modern,” tegasnya.

Filep berharap, melalui program ini, pemerintah daerah dapat memperhatikan pentingnya pembelajaran nonformal terkait teknologi dan literasi digital.

“Program seperti AI Ready ASEAN seharusnya bisa menjadi inspirasi bagi dinas terkait untuk memasukkan pelatihan teknologi dan literasi digital dalam program pendidikan ke depan,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Kaizen Collaborative Impact, Ismita Saputri, menjelaskan bahwa program AI Ready ASEAN bertujuan memacu semangat generasi muda Papua Barat untuk memanfaatkan teknologi secara positif dan memperkenalkan potensi daerahnya di ruang digital.

“Minimal, ketika melihat aktivitas masyarakat di sekitar, mereka bisa mendokumentasikan dan menceritakannya ke ruang digital, agar dunia maya diisi dengan konten positif,” ujarnya.

Ismita mengungkapkan, selama tiga hari pelaksanaan seminar, peserta menunjukkan kemampuan digital yang baik, terutama dalam mengoperasikan media sosial. Namun, tantangan utama justru terletak pada etika dan keamanan digital (digital ethics dan digital safety).

“Secara keterampilan mereka sudah mampu, tetapi kesadaran etika digital masih perlu ditingkatkan,” jelasnya.

Menurut Ismita, banyak peserta yang menanyakan soal berita hoaks dan cara membedakannya. Ia menjelaskan, hoaks menyebar 20 kali lebih cepat daripada klarifikasinya karena kurangnya pemahaman etika digital.

“Kalau tidak paham, jangan langsung membagikan informasi. Pelajari dulu kebenarannya. Melalui AI Ready ASEAN, saya berharap masyarakat memahami cara menggunakan teknologi secara baik dan etis,” harapnya. (dra)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses