SPPG Ransiki Targetkan 4.000 Siswa Terima MBG Usai Libur Sekolah

0
Risnawati, Kepala SPPG Ransiki Maju Mandiri. (klikpapua)

MANSEL,KLIKPAPUA.com- Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ransiki Maju Mandiri menargetkan pemberian Makanan Bergizi Gratis (MBG) kepada 4.000 siswa di wilayah Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) pasca libur sekolah dan memasuki tahun ajaran baru.

Hal tersebut disampaikan Kepala SPPG Ransiki Maju Mandiri, Risnawati, saat ditemui di Sabri, Distrik Ransiki, Selasa (17/6/2025).

Menurut Risnawati, jumlah siswa yang menjadi sasaran program MBG sebelumnya tercatat sebanyak 3.500 orang. Namun, jumlah tersebut mengalami penurunan karena sebagian siswa telah menyelesaikan ujian akhir dan mulai libur sekolah.

“Penurunan ini terjadi bertahap. Awalnya, setelah siswa kelas XII SMA selesai ujian dan menerima hasilnya, jumlah penerima MBG menurun menjadi 3.308 siswa,” jelasnya.

Kemudian setelah kelas IX SMP dan kelas VI SD juga selesai ujian dan mulai libur, jumlah penerima MBG berkurang lagi menjadi 2.909 siswa.

Ia menegaskan, penurunan jumlah sasaran MBG tersebut bukan disebabkan oleh keterbatasan anggaran, melainkan karena siswa-siswi sudah tidak berada di sekolah karena masa liburan.

“Kami tegaskan, ini bukan karena dana. Tapi memang karena para siswa sedang libur,” kata Risnawati.

Ia menambahkan, setelah libur sekolah berakhir dan tahun ajaran baru dimulai, jumlah penerima MBG ditargetkan meningkat kembali hingga 3.900 siswa, termasuk siswa baru di tingkat SD hingga SMA/SMK.

Saat ini, program MBG SPPG Ransiki Maju Mandiri telah mencakup 15 sekolah, mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA/SMK yang berlokasi dekat dengan dapur layanan. Hal ini mempertimbangkan aspek keamanan dan ketahanan makanan.

“Kami utamakan wilayah yang dekat dengan dapur karena mempertimbangkan kualitas dan daya tahan makanan saat distribusi,” ucapnya.

Risnawati berharap, di distrik lain seperti Momiwaren dan sekitarnya, juga dapat dibangun unit dapur baru agar program MBG bisa menjangkau lebih banyak wilayah tanpa mengorbankan kualitas makanan.

“Kalau terlalu jauh dari dapur, kualitas makanan bisa menurun. Sesuai aturan, jarak tempuh dari dapur maksimal 6 kilometer atau 20-30 menit perjalanan,” jelasnya.

Dari segi kualitas, Risnawati memastikan bahwa makanan yang diberikan mengandung unsur karbohidrat dan protein, serta disertai buah setiap hari.

Sementara susu diberikan dua kali seminggu, dan keseluruhan menu disusun berdasarkan rekomendasi ahli gizi. (aco/red)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses