Dinkes Papua Barat Siapkan Distribusi Kelambu Anti Malaria di 3 Kabupaten Endemis

0
dr. Alwan Rimosan, Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat. (Foto: Elyas/klikpapua)

MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat tengah mempersiapkan distribusi kelambu berinsektisida ke tiga kabupaten dengan tingkat endemis malaria yang tinggi.

Ketiga wilayah tersebut adalah Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, dan Teluk Wondama.

Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, dr. Alwan Rimosan, menjelaskan bahwa distribusi kelambu ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk menekan angka penularan malaria menjelang musim puncak yang biasanya terjadi pada Januari hingga Maret.

“Kelambu massal ini dibagikan per tempat tidur atau kelompok tidur dan sudah dilapisi obat anti nyamuk yang efektif selama tiga tahun. Ini bukan kelambu biasa,” jelas dr. Alwan saat ditemui di Manokwari, Rabu (7/5/2025).

Program distribusi ini merupakan dukungan dari lembaga internasional The Global Fund. Berdasarkan data estimasi Pusdatin Kementerian Kesehatan, Papua Barat mendapatkan alokasi kelambu sebanyak 103.200 unit untuk Manokwari, 21.050 unit untuk Teluk Wondama, dan 16.850 unit untuk Manokwari Selatan.

Dr. Alwan menambahkan, kelambu berinsektisida ini tidak hanya melindungi pengguna dari gigitan nyamuk, tetapi juga berperan aktif menurunkan populasi nyamuk penular malaria. “Nyamuk yang menempel di kelambu akan mati atau cacat sehingga tidak bisa berkembang biak,” katanya.

Pengiriman kelambu dijadwalkan mulai 30 Juni 2025 dan diperkirakan membutuhkan waktu hingga tiga bulan. Dengan demikian, kelambu ditargetkan sudah tiba di Papua Barat pada November 2025, sebelum puncak musim penularan.

Dinkes Papua Barat juga telah melakukan pendataan awal pada April 2025 dengan mendatangi rumah-rumah warga untuk mencatat kelompok tidur.

Selanjutnya, verifikasi data akan dilakukan pada Juli melalui pertemuan koordinasi bersama dinas kesehatan kabupaten.

“Juli 2025 kami akan kumpulkan data rinci jumlah populasi, kelompok tidur, titik distribusi, petugas pelaksana, kebutuhan dana, hingga estimasi waktu distribusi. Semuanya akan direncanakan secara matang,” ungkap dr. Alwan.

Distribusi kelambu ini merupakan bagian dari intervensi yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang terbukti mampu menekan penularan malaria hingga 50 persen di wilayah endemis tinggi. (dra)


Komentar Anda

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.