MANOKWARI,KLIKPAPUA.com – Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) menggelar kunjungan kerja ke Kepulauan Haruku, Negeri Oma, Provinsi Maluku Selatan.
Ketua MRPB, Judson Ferdinandus Waprak, didampingi Wakil Ketua Melbianus Raimon Mandacan, beserta anggota lainnya, memanfaatkan kunjungan ini untuk menjalin hubungan kekerabatan sekaligus memperkuat tatanan sosial, agama, dan budaya antara Papua dan Maluku.
Judson Waprak menegaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk membangun silaturahmi dengan masyarakat Maluku, yang memiliki hubungan kekerabatan erat dengan Papua sebagai bagian dari rumpun Melanesia.
“Kami melihat ini sebagai langkah penting untuk memajukan Tanah Papua. Dalam konteks Otonomi Khusus, kita perlu melibatkan kerabat dari suku yang satu rumpun dengan kita untuk berkontribusi dalam pembangunan,” ujar Waprak.
Ia juga menyoroti sejarah panjang hubungan antara Papua dan Maluku yang terjalin sejak masa para misionaris dan penginjil, yang membawa peradaban dan pendidikan ke Papua. Menurutnya, nilai-nilai ini perlu terus dilestarikan oleh generasi muda.
“Generasi muda harus menjaga tatanan yang telah dibangun oleh leluhur kita. Kesatuan dalam NKRI menjadi landasan utama dalam berbangsa dan bernegara,” lanjutnya.
Selain mempererat hubungan sosial dan budaya, kunjungan ini juga menandai penandatanganan prasasti sebagai simbol kerja sama dan penghormatan. Gubernur Maluku Selatan memberikan apresiasi atas inisiatif MRPB untuk memperkuat hubungan antarwilayah.
“Kunjungan ini bukan sekedar seremonial, tetapi memiliki makna mendalam dalam memperkuat tatanan keagamaan, budaya, dan sosial antara Papua dan Maluku,” imbuh Waprak.
Dalam kunjungan tersebut, MRPB juga membawa sejumlah mahasiswa Papua yang sedang menempuh studi di Maluku untuk mendalami nilai-nilai penting dari hubungan kekerabatan ini. “Kita berharap, baik orang Papua di Maluku maupun orang Maluku di Papua dapat hidup rukun, saling mendukung, dan berkontribusi positif dalam semua sektor pembangunan,” tutupnya.
Pesan ketua MRPB di Tanah Maluku bahwa Orang Maluka harus memberikan ruang politik dan mendukung orang Papua untuk menjadi gubernur ,wakil gubernur bupati dan wakil bupati walikota dan wakil walikota juga DPRD untuk membangun Papua itu sendiri.
“Demikian juga suku- suku lain dalam Ras Melanesia atau Melayu yang hidup di Tanah Papua. Kebinekaan untuk saling menghormati.Apalagi Papua ini Otonomi Khusus, ” tutupnya. (aa)