MANOKWARI,KLIKPAPUA.com—Kantor Kementrian Agama Kabupaten Manokwari menggelar Dialog Kerukunan Intern Umat Bergama Katolik tahun 2024, Selasa (23/3/2024) di Manokwari, yang diikuti 50 peserta, terdiri dari 4 Paroki, 3 Stasi dan 3 Ormas Keagamaan Katolik.
Kepala Kantor Kemenag Manokwari, Saul Naul sebelum membuka kegiatan ini menyampaikan, Pancasila sebagai Dasar Negara yang menjadi contoh nyata moderasi beragama dalam menyikapi perbedaan pandangan yang terjadi.
Melalui tri kerukunan umat beragama yang bertujuan untuk mengatur kesepahaman tentang toleransi dan kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar agama dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah.
Lebih lanjut ia mengatakan, sebagai upaya menjalin komunikasi dan kesepahaman di antara umat beragama, maka sangat perlu diupayakan berbagai kegiatan yang mendukung dan menjamin keharmonisan keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, peran kementerian agama menjaga dan memelihara kerukunan umat beragama, dapat merumuskan kesepahaman dalam toleransi kerukunan intern umat beragama dan membahas serta mencari solusi tentang isu-isu aktual terkini terkait kerukunan di kalangan umat Katolik pada khususnya kehidupan vergama pada umumnya.
Kepala Seksi Agama Katolik yang juga ketua panitia, Welemin Tuturop menyampaikan, bahwa tema kegiatan “Dialog akan Tercipta Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama” ditetapkan dengan tujuan, agar peserta dapat menjadi aktor-aktor kerukunan umat beragama yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta menjadi salah satu kekuatan mitra Pemerintah untuk membangun dan menjaga keutuhan NKRI yang kita cintai.
“Semoga kegiatan ini bermanfaat dan menjadi semangat kepada bapak/ibu untuk menjadi pribadi-pribadi yang selalu membawa kesejukan, kerukunan dan kedamaian serta suka cita bagi sesama,” harapnya.
Ketua MUI Manokwari yang juga sebagai narasumber, Baharuddin Sabolla mengatakan, kegiatan ini sangat positif, dan perlu terus dilakukan.
Dari pengalamannya 6 tahun berturut-turut di wilayah terpencil Papua Barat di 58 titik , dapat dilihat alangkah indahnya kerukunan beragama yang ada dipesisir pantai, dimana kerukunan antar umat beragama saling bahu membahu dalam kebersamaan dari setiap kegiatan keagamaan.
Satu peserta dialog, Mikael Osok mewakili Stasi Salvator Maripi mengatakan, kegiatan dialog beragama ini sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada umat untuk bagaimana hidup saling toleransi di antara umat Katolik itu sendiri dan bagaimana hidup berkerukunan dengan agama lain. (rls/red)