KLIKPAPUA.COM,JAYAPURA– Gubernur Papua, Lukas Enembe,S.IP.MH dijadwalkan dalam waktu dekat akan mencanangkan pemusatan latihan atau Training Center (TC) Terpusat Kontingen Papua jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 mendatang.
“Pecanangan TC Terpusat akan dilakukan Bapak Gubernur yang juga selaku ketua umum KONI Papua dalam waktu dekat. Seremoninya menunggu waktu yang tepat. Intinya atlet kita tetap TC menjelang PON,” ungkap Sekretaris Umum KONI Papua, Kenius Kogoya.SP.M.Si disela-sela Forum Diskusi bertajuk Pelaksanaan TC Terpusat PON XX yang berlangsung di Ballroom Swiss Bell Hotel Jayapura, Kamis malam (12/6/2019).
Lebih lanjut Kenius mengatakan TC Terpusat merupakan tahapan lanjutan dari TC Berjalan yang sudah berjalan sejak bulan Oktober 2018 hingga saat ini. 6 bulan TC Berjalan, para mengikuti pembinaan dan pelatihan meliputi tes kesehatan, tes fisik umum. “Kurang lebih 6 bulan atlet kita sudah TC Berjalan dan sudah waktunya TC Terpusat dengan tahapan tes khusus masing-masing Cabang Olahraga (Cabor) menuju PON XX,”katanya.
Pada kesempatan tersebut, Sekum KONI mewarning seluruh Pengurus Provinsi (Pengprov) Cabor untuk segera memasukan data-data atlet inti dan pelatih ke KONI Papua. Dengan syarat, antara lain atletnya harus memiliki track record yang baik dari sisi prestasi maupun perkembangan latihan. Kemudian pelatih wajib memiliki kualifikasi dan lisensi standar nasional maupun internasional.
“Saya ingatkan bahwa para atlet dan pelatih yang dipilih sebagai tim inti haruslah atlet dengan potensi dan prestasi yang terbaik karena mereka akan disiapkan sebagai untuk merebut medali emas. Sedangkan pelatih, saya sudah berkali-kali bicara bahwa pelatih tidak cukup hanya karena bermodalkan mantan juara atau mantan atlet. Karena hari ini perkembanganb olahraga sejalan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek),”urai Kenius Kogoya.
Sementara itu, Konsultan Tekhnik KONI Papua Paulus Pesurnay mengingatkan para pelatih agar memperhatikan secara seksama kemajuan dan peningkatkan teknik maupun fisik para atlet inti Papua dengan acuan Volume Oksigen Maximum (VO2Max). Pasalnya, kelemahan atlet Indonesia dan juga Papua pada umumnya adalah daya tahan mereka yang tidak maksimal sehingga tidak mampu bersaing dengan atlet-atlet dari negara-negara lain di Asia, Eropa maupun dunia.
VO2 Max, kata Paulus, menjadi hal penting bagi atlet karena disitulah pelatih dapat mengukur kapasitas maksimal tubuh untuk mengangkut dan menggunakan oksigen selama aktivitas. VO2 Max menjadi acuan mengukur kemampuan atelet melakukan aktivitas secara terus menerus dengan intensitas yang tinggi dan dalam jangka waktu lama serta kemampuan pemulihan (recovery) terutama pada cabang olahraga pertandingan dan permainan.
“Contohnya bisa kita lihat pemain sepak bola di Eropa. Ronaldo misalnya mampu bermain hingga akhir pertandingan dengan kebugaran yang sangat baik. Ketika, Ronaldo buka baju usai pertandingan tampak juga otot-otot perut yang sangat baik. Six Pack,”ujar Pesurnay.
Mantan atlet dan pelatih tim Indonesia di Sea Games itu optimis atlet-atlet Papua yang kini sedang menjalani pemusatan latihan dapat disiapkan dengan baik dalam jangka 15 bulan kedepan untuk berlaga di PON XX.
Editor: HANS BISAY