JAYAPURA,KLIKPAPUA.com– Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku melalui DPPU Babullah bersama Kelompok Ori Mafala baru saja menggelar kegiatan Sekolah Lapangan Konservasi Penyu Ori Mafala di Kelurahan Tobololo, Ternate Barat, Kota Ternate, pada Kamis (3/8/2023).
Adapun tujuan dari edukasi kegiatan tersebut adalah untuk mempertahankan habitat penyu yang telah lama terancam dan juga untuk melestarikan populasi penyu melalui penangkaran tukik.
Pertamina bersama Kelompok Ori Mafala dan teman-teman dari KKN PM UGM Tebar Pesona melakukan sosialisasi kepada siswa PAUD Pembina 7 Kelurahan Tubo sebanyak 20 orang yang didampingi wali murid serta guru mengenai pemahaman pentingnya penyu untuk ekosistem laut dan menjaga kestabilan populasi penyu yang ada di Indonesia. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, penyu merupakan salah satu satwa yang dilindungi.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Edi Mangun, menjelaskan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab Pertamina terhadap lingkungan dan komitmen dalam menjaga ekosistem hewan yang dilindungi.
“Bukan rahasia umum lagi bahwa populasi penyu di Indonesia terus mengalami penurunan. Kegiatan yang kami laksanakan bersama teman-teman Ori Mafala dan KKN PM UGM ini merupakan upaya Pertamina untuk mengedukasi masyarakat agar bersama-sama menjaga populasi hewan yang terancam punah ini. Kami mewajibkan setiap wilayah operasi Pertamina memiliki Program Konservasi Keanekaragaman Hayati,” jelasnya.
Pertamina juga mengapresiasi kepada para siswa yang mau mengikuti kegiatan Sekolah Lapangan Konservasi Ori Mafala ini dengan seksama.
“Pemahaman akan pentingnya pelestarian penyu ini sudah harus dimulai sejak usia dini, karena pada masa perkembangan tersebut anak-anak berada pada periode emas, dimana anak-anak ini kan akan mudah menerima stimulus dari lingkungan mereka,” tutur Edi.
Selain dalam bentuk materi, para siswa juga diajak untuk melihat langsung penangkaran tukik sebelum dilepasliarkan ke alam bebas dan kemudian dilanjut dengan membuat sebuah kolase. Hal ini bertujuan agar para siswa semangat dalam mengikuti kegiatan sekolah lapangan.
“Harapannya Sekolah Lapangan ini terus berlanjut dan menjadi muatan lokal sekolah minimal di jenjang TK di Kota Ternate dan bisa berlanjut lagi untuk menjaga keanekaragaman hayati yang lainnya,” terang Edi.
Terakhir, Edi menginginkan kepada setiap lapisan masyarakat hingga Pemerintah dan swasta harus saling bahu-membahu untuk menjaga keberlangsungan ekosistem termasuk yang ada di kawasan pesisir ini.
“Kegiatan edukasi semacam ini harus terus dilanjutkan agar semua paham mengenai pentingnya keberlangsungan ekosistem. Ekosistem pesisir yang baik berpotensi untuk menjadi tempat wisata baru yang diminati, yang nantinya akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat,” pungkas Edi. (rls)