BINTUNI,KLIKPAPUA.com- Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV meresmikan Institut Transformasi Bintuni (ITB) sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) baru di Tanah Papua pada Kamis (11/12/2025).
Peresmian berlangsung di Kompleks Kampung Lama, Distrik Bintuni, dan dipimpin langsung Kepala LLDikti Wilayah XIV, Dr. Suriel Semuel Mofu.
Pada kesempatan itu, Dr. Mofu meresmikan gedung rektorat sekaligus menyerahkan SK pendirian ITB kepada pengelola kampus.
Dengan berdirinya ITB, jumlah perguruan tinggi di Tanah Papua bertambah menjadi 81 kampus, dan khusus untuk PTS, ITB menempati posisi ke-76.
Dalam sambutannya, Dr. Mofu menegaskan bahwa kehadiran ITB merupakan langkah strategis untuk memperluas akses pendidikan tinggi di wilayah Papua Barat.
Ia mencatat bahwa ITB menjadi institut ke-6 di Tanah Papua, melengkapi keberadaan politeknik, akademi, dan perguruan tinggi negeri seperti UNIPA dan UNCEN.
“ITB juga menjadi perguruan tinggi pertama di Tanah Papua yang membuka Program Studi Pendidikan Informatika dan Pendidikan Guru PAUD, serta menjadi yang ke-11 membuka Program Studi Ilmu Pemerintahan,” ujarnya.
Mofu menilai pendirian ITB sebagai terobosan penting untuk memberikan kesempatan lebih luas kepada generasi muda Bintuni yang selama ini harus melanjutkan studi ke Jayapura, Manokwari, atau Sorong.
“Tidak mungkin semua anak Bintuni kita kirim ke kota lain. Cara terbaik mencerdaskan dan mempercepat pengembangan sumber daya manusia adalah menghadirkan perguruan tinggi di tengah masyarakat,” katanya.
Ia juga mengapresiasi proses pendirian ITB yang berlangsung sangat cepat. Proposal pendirian diajukan pada 21 Mei, rekomendasi diterbitkan pada 23 Juli, dan izin operasional keluar pada November 2025.
“Ini salah satu yang tercepat di Indonesia. ITB berdiri dengan akreditasi baik,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Haris Tahir, menyampaikan keberadaan ITB menjawab kebutuhan daerah terhadap tenaga pendidik PAUD, operator komputer, serta sarjana ilmu pemerintahan yang selama ini jumlahnya terbatas.
“Daerah kita luas dan sedang menuju pemekaran. Kebutuhan tenaga pemerintahan cukup besar, sehingga ITB hadir pada waktu yang tepat,” ujar Haris.
Ketua Yayasan Pendidikan Harmoni Internasional Bintuni, Abdi Rosdiana Haris, menambahkan ITB mengusung konsep kampus adaptif terhadap perubahan, kurikulum fleksibel.
Serta transformasi digital melalui sistem kampus digital, pembelajaran daring, dan perpustakaan digital. (red)





















