BINTUNI,KLIKPAPUA.com—Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw melepaskan 19 orang alumni P2TIM-TB dalam rangka keberangkatan kontrak kerja ke Brunei Darussalam, di sekolah P2TIM Beimis Distrik Bintuni Timur, Selasa (16/11/21).
Direktur P2TIM-TB, Hendra Pribadi, mengatakan memberi kesempatan kepada para lulusan untuk membuktikan hasil pelatihan mereka. Dan hal ini berhasil, selanjutnya mereka juga harus meyakinkan perusahaan lain di Indonesia, di luar Papua, untuk bisa memberikan kesempatan kepada anak didik P2TIM-TB lainnya.
“Ditengah pandemi COVID-19, perusahaan justru mengalami kesulitan untuk mempekerjakan lulusan kita, dan hari ini kita menjawab tantangan baru, di mana lulusan P2TIM mampu bekerja di luar negeri, bukan hanya di Indonesia,” katanya.
“Kita buktikan bahwa perjalanan menuju keberhasilan bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja, semua butuh proses, semua butuh waktu, semua butuh tenaga begitu besar perhatian dari pemerintah daerah baik dari Provinsi Papua Barat maupun Kabupaten Teluk Bintuni,” sambungnya.
Menurut Hendra, untuk menghadirkan sebuah program pengembangan SDM Kabupaten Teluk Bintuni yang diakreditasi secara nasional ataupun internasional, tidak sedikit dana yang diinvestasikan oleh pemerintah daerah, agar bisa membuktikan kepada Indonesia ataupun dunia bahwa orang Papua juga bisa bekerja, bisa berkarya dan juga bisa mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik dari waktu ke waktu.
“Hari ini kita akan lepas ke-19 orang yang merupakan saudara- saudara kita untuk membuktikan kepada dunia, bahwa apa yang kita terima benar-benar memberikan manfaat buat kita semua, kalau sebelum-sebelumnya ketika saya bicara mengenai pengembangan SDM di Teluk Bintuni, Papua Barat, saya selalu menyampaikan dengan motto yaitu “Papua membangun Indonesia,” ujar Hendra.
Ke19 orang tersebut, yakni Andi,Arnol O. C. Wanma, Axel G. Kirihio,Erwan Hidayat -bintuni,Fernando R. P. Larwuy, Jeri Tandi Payung, Jonand Mambay,Kardianto,Khoirul Ma’ruf, Marthen Stenli Way,Muh Yusuf Amin, Muhammad Husain Manaray,Patric J. Hehamahwa,Saddam Husein Malawat, Samuel Lapu, Usman Kabestubun,William F. Wamburye, Yulius Kindewara dan Zulkifli Bin Abdulla.
Bupati Teluk Bintuni Petrus kasihiw mengatakan, apresiasi ini patut diberikan kepada lulusan P2TIM-TB. Dan masyarakat perlu mengetahui, mengapa selalu diterima tenaga kerja dari luar, kenapa tidak ada yang diterima di daerah sendiri.
“Adik-adik kita bekerja di perusahan, tetapi kebanyakan itu untuk sifatnya menjadi tenaga kerja kasar seperti menjadi klining servis dan yang lain lain, itu di karena belum mampu menguasai teknologi, menguasai pengetahuan keterampilan,” katanya.
Karena itu, tegas Bupati, P2TIM TB ini dibangun dan sudah menghasilkan 8 angkatan, hampir 800 siap pakai. Namun terkendala dalam rekrutmen tenaga kerja. “P2TIM-TB ini dibentuk untuk menyiapkan tenaga kerja di bidang konstruksi bangunan yang untuk pasang-pasang scavolding dan lain-lain. Intinya untuk kerja di lepas pantai supaya kita semua paham, masyarakat kita tidak bertanya-tanya lagi, kami patut bangga karena anak anak kami bisa diterima sampai keluar Negeri, dan ini merupakan tantangan bagi kita supaya anak-anak yang di kawasan industri migas itu harus juga siap masuk ke sana untuk mengikuti jejak rekan -rekan yang lain,” kata Bupati berpesan.
“Kita juga harus sewa tenaga ahli, itu bukan murah untuk mengajari, karena mereka itu mahal, tidak semudah itu,mudah mudahan di tahun 2023 Presiden bisa tempatkan industri di Papua Barat khususnya Kabupaten Teluk Bintuni, kemarin kita sudah dikirim di Batam ada 30 orang dan sekarang ke Brunai Darussalam sebanyak 19 orang,” sambung Bupati.
Bupati juga berpesan kepada 19 orang untuk selalu menjaga diri di Negeri orang, jaga nama baik Indonesia khususnya anak asli Papua dari Bintuni, khusus Pemerintah Papua Barat.
Sementara itu, Ketua DPRD Simon Dowansiba menyampaikan bangga dengan adik-adik yang akan bekerja di Brunai Darussalam. “Saya juga berharap P2TIM tetap berlanjut agar bisa mendidik anak-anak kita 7 suku menjadi anak-anak Papua yang mampu bersaing di dunia perusahaan, agar daerah ini semakin berkembang dan anak-anak kita bisa tidak menjadi penonton, karena SDM sudah disiapkan dari sekarang, ” harap Simon. (dr)