2 Bulan Sudah Warga Sumuri Teluk Bintuni Hidup Tanpa Listrik

0
BINTUNI,KLIKPAPUA.com–Sudah dua bulan lamanya penerangan listrik di Distrik Sumuri, Kabupaten Teluk Bintuni  padam.
Warga Kampung Tofoi Rafael Teta mengatakan, sebagai masyarakat sangat mengharap pemerintah segera menurunkan dana untuk menyalakan listrik di kampungnya.
“Kami harapkan kerjasama pemerintah bisa berjalan baik, kami punya anak-anak ini tidak bisa belajar kalau malam, kalau masyarakat ada yang punya genset ya lampu menyala, kalo yang tra punya ya sudah,” kata Rafael pekan lalu.
Ia mengatakan masyarakat sudah mencoba mengeluhkan ke pemerintah, bahkan kata Rafael, mereka juga siap jika diminta untuk membayar listrik yang penting menyala 24 jam.
“Masyarakat ada yang bilang kalo boleh kita bayar listrik supaya menyala terus, daripada begini, kami mau menuntut tapi karena tidak bayar kami mau apa, jadi masyarakat banyak yang inginkan adanya penarikan tarif listrik ya mari..supaya lampu menyala,” ujarnya.
Menurut Kepala Distrik Sumuri Tarsisius Dorisara, hal ini terjadi sejak adanya pengalihan pengelolaan listrik dari Listrik Desa (Listrik Desa) ke UPTD Listrik pemerintah daerah sejak awal tahun 2022.
“Sejak perubahan pengoperasian listrik kepada dinas terkait sehingga dengan sendirinya kami sampai saat ini mengalami pemadaman listrik selama dua bulan, sebelumnya waktu masih di kelola Distrik kami tidak pernah mengalami pemadaman,”  ujar Dorisara.
Dorisara juga mengatakan, sudah berkoordinasi dengan pihak terkait tetapi belum ada tanggapan, dan ia akan terus berkoordinasi dengan dinas terkait bagaimana pengelolannya jika memang dibutuhkan MOU untuk BBM maka pemerintah distrik siap membantu.
Diketahui pengguna listrik di Kampung Tofoi Ada 2900 KK, sementara untuk lokasi tenaga pembangkit berada di dua lokasi yakni Tofoi, Materabu Jaya dan Furada.
Dengan adanya pengalihan pengoperasian ini kata Dorisara diakui sangat berdampak pada perekonomian di Sumuri. “Imbasnya ke masyarakat penerima manfaat kadang ada yang mengeluh, waktu bulan lalu kan… Anak-anak sementara ujian sekolah dan ulangan mereka sangat kesulitan sekali,” jelas Dorisara.
Demikian  juga untuk para pedagang pemilik toko dan penjual ikan kesulitan mencari es batu. Dengan kondisi ini warga masyarakat memanfaatkan lilin atau pelita bagi yang ekonominya kurang mampu, sementara untuk warga yang memiliki ekonomi menengah ke atas masih bisa menggunakan genset pribadi. (dr)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.