Prihatin Angka Putus Sekolah, Asal Mula Jefri Elimas Mandacan Dirikan SMP YPPGI Christian Tobou

0
SMP Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Gereja Indonesia (YPPGI) Christian Tobou. (Foto: Andi/klikpapua)
MANSEL,KLIKPAPUA.com—Tingginya angka putus sekolah pada jenjang SMP di Kampung Tobou, Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan, menjadi alasan bagi Intelektual Arfak asal Kampung Tobou Jefri Elimas Mandacan untuk menghadirkan SMP Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Gereja Indonesia (YPPGI) Christian Tobou.
Jefri Elimas Mandacan, Pendiri SMP YPPGI Christian Tobou. (Foto: Andi/klikpapua)
Dikatakan Jefri, siswa putus sekolah bukanlah kesalahan mereka, tetapi karena pendidikan yang terlambat didekatkan. Lulusan IKIP Budiutomo Malang ini mengutarakan, awal dirinya termotivasi mendirikan SMP YPPGI Christian Tobou saat mulai menjadi tenaga honorer di SD YPPGI Tobou tahun 2013.
“Saat itu saya perhatikan, keluarga saya dari ujung kampung sampai ujung kampung sekolah hanya batas SD saja, dan ketika mereka lanjut SMP, pertengahan jalan mereka putus sekolah,” ungkapnya. Ia lalu berpikir bagaimana agar keluarganya tidak putus sekolah. “Kalau bisa mereka bisa menempuh pendidikan lebih tinggi, setidaknya sampai di jenjang SMP,” harapnya.
Tahun 2014 ia mulai diangkat menjadi honor daerah dengan perjanjian kontrak dan ketika berjalan, ia ditunjuk menjadi operator Dapodik SD YPPGI. “Dari situ saya mulai bangun komunikasi dengan kepala kampung, tokoh masyarakat, pemuda di Kampung Hamawi dan Tobou untuk dirikan SMP YPPGI, dan mereka mendukung. Dari finansial memang tidak mendukung, tapi ini tidak membuat saya putus asa, karena ini satu perjuangan,” jelas Jefri.
Lanjut Jefry mengatakan, tahun 2016 ia mulai mencari Pengelolan Sekolah Wilayah (PSW) di Manokwari. Ketika itu ia bertemu pengelola PSW. Mereka arahkan ke koordinator YPPGI Provinsi Papua Barat, Anthon Angresu. “Dan mereka arahkan saya ketemu dengan koordinator YPPGI di SD YPPGI Wosi,” ungkapnya.
Saat bertemu, ia sampaikan ingin mendirikan SMP YPPGI di Kampung Tobou. Dan mereka menyambut baik. “Koordinator YPPGI Provinsi Papua Barat kembali bertanya sama saya, sudah siap melangkah, saya jawab siap. Dan yang beri nama SMP Christian Tobou adalah beliau sendiri. Sebab, beliau pernah ditolong oleh Bapak Christian Mandacan untuk mendirikan Gereja YPKAI dan beliau juga mendirikan SD YPPGI Tobou  pada tahun 1972,” terang Jefry.
Melangkah dari situ, SMP YPPGI Christian Tobou pada 17 Juli 2016 mulai menerima siswa baru, untuk pertama kali. Saat itu masih gunakan gedung SD YPPGI. “Ketika itu, kami melangkah dengan 5 orang, mulai 2017 ada penambahan guru dari dinas 1 orang dan 2 orang selama ini membantu mengajar diangkat dari dinas sebagai honor daerah,” jelasnya.
Dan saat itu dirinya melihat balai kampung lama sudah tidak digunakan. Karena tinggal kosong dan atas kesepakatan kampung, ia mulai merehab. Selain gunakan dana pribadi, ada pula bantuan Pemda Mansel melalui Kaban Keuangan Frengky Mandacan sebesar Rp20 juta.
“Disitu mulai saya rehab bangunan menjadi tiga kelas. Sehingga bulan Agustus 2017 mulai gedung ini kami fungsikan dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang, karena belum ada kursi sehingga kami belajar masih melantai, karena tidak ada meja sehingga kami beli karpet dan gunakan untuk alas sambil siswa merangkak sambil menulis,” jelasnya.
“Karena keadaan, sehingga saya sarankan kepada siswa perempuan untuk menggunakan celana pendek di bagian dalam saat mereka menggunakan rok, itu sempat saya sampaikan di mereka,” sambungnya.
Beranjak dari situ, tahun 2018 Kepala Kampung Tobou, Zeth Mandacan membantu kursi sebanyak 30 buah. Melangkah dari 2017-2019 mereka mulai penamatan. Dari 23 siswa, hanya 17 siswa yang lulus. Tahun 2020 baru ada penambahan siswa menjadi 26 siswa.
“2018, ada 1 guru dari Oransbari datang bergabung. Mereka tidak digaji, nanti saat saya terima gaji per bulan, baru saya bagikan ke merek. Sedangkan keluarga saya untuk bertahan hidup, kami gunakan gaji istri,” tuturnya.
Kemudian, tahun 2019 Pemerintah Manokwari Selatan melakukan kunjungan, mereka membantu Rp30 juta. Total bantuan dari Pemda Manokwari Selatan menjadi Rp50 juta.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2019 mulai didirikan SMA YPPGI Tobou. Juga mendapat bantuan kursi dan meja dari kampung sebanyak 20 buah. Tahun 2020 baru keluar izin operasional dari Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat. “Adanya izin operasional ini sehingga kita sudah kuat untuk pengajuan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN), karena harus di miliki oleh semua sekolah,”katanya.
Setelah NPSN muncul tahun 2020, 17 Juli diadakan pengucapan syukur dengan munculnya NPSN. Dan di 2021 Dapodiknya mulai jalan. Sehingga dana bos mulai berjalan, tahun 2021 tahap ketiga, sampai berjalan di tahun 2022 untuk dana operasional SMP, sedangkan SMA sementara masih pengusulan. Untuk jumlah guru total untuk SMP saat ini, sebanyak 13 orang, 4 statusnya CPNS, 4 honorer daerah dan 5 masih status honorer sekolah. (eap)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.