MANSEL,KLIKPAPUA.com- Masyarakat kampung Tobou, Nyamtui dan Hamawi saat ini mengawasi pekerjaan perusahaan galian C di kali mati. Mereka kuatir terjadi banjir susulan yang berdampak pada pemukiman, seperti yang terjadi sebelumnya.
Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat, diminta melakukan normalisasi kali serta memasang Bronjong di kampung Tobou, Nyamtui dan Hamawi.
“kami harap pemerintah daerah dan Balai Wilayah Sungai memperhatikan hal ini,” ujar anggota DPRD Mansel, Wolof Sayori pada, Minggu (7/4/2024).
“Jangan menunggu terjadi bencana dahsyat yang merenggut korban jiwa. Pemerintah harus peka dan melihat potensi serta dampak bencana dari sekarang,” ujarnya lagi.
Menurut dia, banjir susulan berpotensi mengakibatkan genangan air yang lebih besar karena sebelumnya terjadi banjir dua hari berturut-turut akibat luapan air kali yang merendam pemukiman warga, sekolah hingga rumah ibadah.
Sebagai antisipasi, ia bersama masyarakat dan pihak keamanan melakukan negosiasi dengan pemilik perusahaan, agar genangan air tidak semakin melebar di arah sempadan sungai.
saat ini terdapat satu alat berat dari perusahaan galian C Kasuari Papua Mandiri (KPM) sedang melakukan normalisasi untuk mengarahkan air berpencar ke beberapa titik dari endapan (delta).
Kapolsek Ransiki IPDA Widi juga melakukan negosiasi dengan pihak perusahaan lain yang beroperasi sepanjang kali mati, untuk membantu penormalan sebagai upaya mengantisipasi terjadinya bencana.
Hingga saat ini, sejumlah masyarakat kampung Tobou, Nyamtui dan Hamawi bersama mengawasi pekerjaan alat berat yang sedang menormalisasi kali sekitar. (aco)