Tambah 2 dari Kabupaten Sorong, Jumlah Kumulatif Kasus Positif Covid-19 di Papua Barat 214 Kasus

0
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Papua Barat dr. Arnoldus Tiniap. (Foto: Aufrida/klikpapua)
MANOKWARI,KLIKPAPUA.COM– Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Barat menyampaikan perkembangan terkini per 17 Juni 2020.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dr.Arnoldus Tiniap melalui rilis, Rabu (17/6/2020) memaparkan, bahwa terdapat penambahan jumlah kasus positif sebanyak 2 kasus, berasal dari Kabupaten Sorong. Jumlah kumulatif kasus positif di wilayah Papua Barat sebanyak 214 kasus (14,0%). Dari jumlah tersebut, 94 orang dinyatakan telah sembuh (44,9%).
Sesuai rincian per kabupaten/kota, pasien positif dari Kota Sorong sebanyak 74 orang, sembuh 7 orang. Bintuni positif 50 orang, sembuh 44 orang. Kabupaten Sorong positif 50 orang, sembuh 21 orang. Raja Ampat positif 19 orang, sembuh 13 orang. Manokwari positif 11 orang, sembuh 7 orang. Fakfak positif 5 orang, sembuh nol. Wondama positif 3, sembuh 3. Manokwari Selatan positif 1 orang, sembuh 1 orang.
Sedangkan yang meninggal dunia 18 orang. PDP14 orang, asal Kota Sorong 8 orang, Manokwari 1 orang, Bintuni 4 orang dan 1 dari Raja Ampat. ODP 1 orang dari Kota Sorong. Positif 3 orang, dari Kota Sorong. Persentase kematian dari kasus terkonfirmasi (3 dan 214) adalah 1,4%. Sedangkan, untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) hari ini tidak ada penambahan. Total 1187 orang, yang masih dalam pemantauan 279 orang, selesai pemantauan 908 orang.
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) hari ini ada tambahan 2 orang, berasal dari Kota Sorong. Total sebanyak 97 orang. Masih dalam pengawasan 19 orang, selesai pengawasan 78 orang. Untuk Orang Tanpa Gejalah (OTG) hari ini ada penambahan 18 orang, dari Bintuni 16 orang dan  Fakfak 2 orang. Total OTG 2126, masih dalam pemantauan 898 orang, selesai pemantauan 1228 orang.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Barat mengimbau kepada semua warga untuk mulai beradaptasi dengan kebiasaan hidup baru. “Kebiasaan baru berarti melaksanakan upaya-upaya pencegahan (protokol kesehatan) seperti pakai masker, rajin mencuci tangan dan jaga jarak saat interaksi dengan orang lain. Sampai kapan kebiasaan baru ini dilakukan? Sampai ada vaksin atau obat yang efektif untuk mengatasi penyakit ini!!!,” demikian keterangan dr.Arnold. (aa/bm)
Editor: BUSTAM

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.