MANOKWARI,KLIKPAPUA.COM–Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat bersama Yayasan Econusa menginisiasi program Ilmuwan Muda Papua (IMP), yang bertujuan memfasilitasi mahasiswa/i perguruan tinggi negeri maupun swasta di tanah Papua untuk menjadi periset handal.
Rina Kusuma selaku perwakilan Direktur Econusa dalam laporannya menyampaikan, program ini dibuka sejak tanggal 6 April hingga 17 Juli 2020, dan diterima 86 proposal penelitian dari tujuh universitas di tanah Papua, dengan meloloskan 56 proposal dan dilanjutkan dengan seleksi substansi dan seleksi presentasi. “Sehingga yang terpilih ada 10 proposal penelitian, ” ujar Rina dalam sambutannya, Selasa (15/9/2020).
Seleksi substansi dan seleksi presentasi dilakukan oleh tim panel yang beranggotakan terdiri dari Prof. Jatna Supriatna (Universitas Indonesia), Prof. Roni Bawole (Universitas Papua), Henderite Ohee (Universitas Cenderawasih), Jemmy Oruw (Balitbangda Provinsi Papua Barat) dan Muhammad Farid (Yayasan EcoNusa).
Mahasiswa/i yang terpilih 9 orang dari Universitas Papua (Unipa) dan 1 orang dari Universitas Cenderawasi (Uncen). Topik penelitian beragam. “Diharapkan hasil penelitian dapat menghasilkan akademik ilmiah yang berkualitas baik bagi generasi muda, melalui program ini juga diharapkan tumbuh sosok-sosok pemuda serta pejuang konservasi yang dapat mendukung komitmen provinsi di Papua dan Papua Barat,” harapnya.
Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan yang diwakili Sekda Nataniel D. Mandacan mengatakan,ini tantangan besar ke depan dan tentu saja kondisi saat ini cukup mempengaruhi akselerasi pembangunan berkelanjutan di Papua Barat, sehingga ia mengajak semua pihak untuk selalu menjaga koordinasi. Karena untuk dapat keluar dari situasi pandemi saat ini tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, kolaborasi dan kerjasama melalui berbagai inovasi dan saling memberi dukungan adalah hal yang wajib dilakukan bersama.
“Saya berharap melalui kegiatan ini dapat membuahkan beberapa hasil, pertama adalah dukungan dan kerjasama dari lembaga pendidikan tinggi, akademisi, para tokoh agama, tokoh budaya, mitra pembangunan, termasuk para ilmuwan muda Papua melalui kajian-kajian ilmiah terkini yang telah dan akan dihasilkan nantinya untuk mempercepat implementasi deklarasi Manokwari itu sendiri, dan pembangunan berkelanjutan tanah Papua secara khusus di Papua Barat,” ungkap Nataniel saat sebelum membuka Bootcamp IMP di Manokwari.
Dan kedua, hasil dan tindak lanjut dari kegiatan ini dapat menjadi masukan bagi daerah melalui instansi teknis terkait, agar selanjutnya dapat diadopsi dan desain hasil kajian ilmuwan muda Papua ini ke dalam kegiatan program.
Nataniel memandang hal ini penting, karena pembangunan di daerah memerlukan data dan kajian ilmiah, agar tujuan meningkatkan kesejahteraan orang asli Papua dan masyarakat di Papua Barat serta memperbaiki tata pengelolaan sumber daya alam dapat terwujud secara pasti dan terukur.
“Kepada para ilmuwan muda agar memanfaatkan kesempatan berharga ini secara baik untuk mengembangkan potensi diri, tetapi juga melalui momen ini, dapat mengidentifikasi inovasi atau teknologi tepat gunanya, nanti dapat diadopsi oleh daerah dalam rangka akselerasi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Papua Barat, ” pungkasnya.(aa)