Penduduk Miskin Papua Barat Turun Jadi 21,09 Persen pada September 2024

0
BPS Papua Barat saat merilis profil Kemiskinan Papua Barat per September 2024. (Foto: Elyas/klikpapua)

MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat mencatat angka penduduk miskin pada September 2024 sebesar 21,09 persen mengalami penurunan 0,57 persen poin terhadap Maret 2024.

Hal ini dikatakan, Kepala BPS Papua Barat, Merry, saat merilis profil kemiskinan Papua Barat dan Papua Barat Daya kondisi September 2024 hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) pada, Rabu (15/1/2025) di kantornya.

“Jumlah penduduk miskin Papua Barat pada September 2024 sebesar 108,28 ribu orang, turun 1,88 ribu orang terhadap Maret 2024,” ujarnya

Merry menyebut, berdasarkan daerah tempat tinggal, persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2024 sebesar 9,50 persen.
Sementara persentase penduduk miskin wilayah perdesaan pada September 2024 sebesar 26,34.

Jumlah penduduk miskin Papua Barat September 2024 perkotaan sebesar 15,18 ribu orang. Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan sebesar 93,11 ribu orang.

Garis kemiskinan Papua Barat, secara total garis kemiskinan di Papua Barat meningkat 2,87 persen sepanjang periode Maret sampai September 2024.

“Garis Kemiskinan pada September 2024 di Papua Barat sebesar Rp 816.613 per kapita per bulan dimana di daerah perkotaan sebesar Rp 944.616 dan di perdesaan sebesar Rp 753.746,” ujarnya

Dikatakan Merry, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan dengan komoditas bukan makanan.

“Di Papua Barat peranan komoditas makanan sebesar 74,67 persen atau Rp 609.768, sementara untuk bukan makanan sebesar 25,33 persen atau Rp 206.845,” ujarnya

Pada September 2024, secara rata-rata rumah tangga miskin di Papua Barat memiliki 4,14 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp 3.380.777,82 per rumah tangga miskin per bulan.

Melkias Werinussa, Asisten II Sekda Papua Barat mengatakan, dari data BPS Papua Barat, tingkat ketimpangan maupun profil kemiskinan masih di bawah angka nasional.

“Ini berarti kita harus bekerja lebih ekstra lagi, karena untuk menurunkan angka nol koma nol sekian saja begitu berat untuk kita semua,” ujarnya

Meski demikian, Melkias bersyukur karena angka tersebut menunjukkan penurunan dibanding sebelumnya.

Menurutnya, untuk menurunkan angka kemiskinan di Papua Barat membutuhkan kolaborasi dengan pemerintah di setiap kabupaten.

“Yang perlu kita lakukan adalah bersinergi, berkolaborasi untuk menurunkan angka kemiskinan ini,” ucapnya. (dra)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.