Kejati Papua Barat Beri Penghargaan Kepada 7 Tokoh di HBA ke-60

0
Kajati Papua Barat, Yusuf, SH,MH saat memberikan penghargaan kepada Ketua PWI Papua Barat, Bustam pada acara syukuran Hari Bhakti Adhyaksa ke-60, Rabu (22/7/2020). (Foto: Aufrida/klikpapua)
MANOKWARI,KLIKPAPUA.COM– Acara syukuran Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) ke-60 di Kejaksaan Tinggi Papua Barat berlangsung, Rabu (22/7/2020).Sebelumnya dilakukan upacara secara vicon yang dipimpin langsung Kejaksaan Agung Republik Indonesia.
Syukuran peringatan HBA yang berlangsung cukup meriah ini menampilkan tarian-tarian kolosal, pemberian penghargaan kepada tujuh tokoh yang berperan dalam membantu kerja-kerja Kejaksaan Tinggi Papua Barat, pembagian hadiah bagi pemenang lomba yospan, karya tulis jurnalis serta membagian doorprize.
Penghargaan diberikan Kajati Papua Barat, Yusuf,SH,MH kepada Ketua DAP wilayah III Doberay Paul F.Mayor, Tokoh Adat Obet Ariks Ayok, tokoh perempuan Anike Sabami, Praktisi Penggiat Anti Korupsi Yan Christian Warinussy, organisasi profesi Demianus Waney,SH,MH dan Tokoh Pers/Ketua PWI Papua Barat, Bustam. Juga dilakukan pemberian hadiah bagi para pemenang lomba yospan dan karya tulis.

Ketua Mekessa Obet Arik Ayok Rumbruren mengatakan sebagai bagian dari tim yang berjuang melahirkan Provinsi Papua Barat, memiliki tanggungjawab untuk menjaga supremasi hukum di wilayah ini. Bahwa pemberian hukum benar-benar harus ditegakkan. “Jangan Cuma kita omong, tapi pelaksanaanya tidak,” katanya.
Obet Ayok mengajak semua stakholder untuk bersama membangun sinergitas. “Beberapa waktu lalu kita sama-sama musnahkan miras, 4.041 botol, ada termasuk ganja di dalamnya, yang dipimpin langsung oleh Kajati Papua Barat. Ini hal-hal yang harus kita jaga bersama,” ujar Obet Ayok.
Manokwari sebagai daerah  yang sudah diklaim sebagai daerah injil. Orang Papua bisa seperti sekarang ini karena injil. “Kami berterima kasih kepada mereka-mereka yang membawa Ottow dan Geisler ke Mansinam. Siapa yang bawa Ottow dan Geisles, yaitu saudara-saudara kami dari Ternate dan Tidore. Mereka-mereka yang beragam Islam lah yang membawa dua utusan Tuhan itu datang, dan membuka titai Papua.”
“Mari, semua pesan-pesan telah ditinggalkan oleh mereka yang telah jadi perintis dalam pekabaran injil. Yang kita lihat pesan bersama oleh Dominee Izaak Samuel Kijne, barang siapa yang bekerja di atas tanah ini, yang bekerja dengan rajin,jujur, dengar-dengar, akan berjalan dari satu tanda heran ke tanda heran yang lain,” jelasnya.
Menurutnya, sebuah prestasi, sebuah karya sudah ditentukan oleh Tuhan. Sehingga jangan sampai ada di dalam hati, maksud-maksud tertentu. Hal ini dapat tersembunyi,tapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
“Tuhan lihat langsung bagaimana pikiran dari Bapak Kajati, bagaimana pikiran dari Bapak Kapolda, bagaimana pikiran dari Bapak Pangdam. Semua pejabat tinggi yang ada di Papua Barat, kalau anda melaksanakan ini, bekerja dengan rajin, jujur, dengar-dengaran, maka soal itu ada di tangan Tuhan,” jelasnya.
Lanjut Obet Ayok mengatakan, bahwa sebagai tokoh sentral untuk kemajuan suku besar Arfak di Papua Barat, sejak tahun 1987 hingga hari ini, dirinya baru mendapat lagi penghargaan.
“Hari ini bapak memberikan penghargaan kepada saya dan teman-teman saya. Apa yang saya buat selama ini, kurang lebih 6 bulan menbantu bapak Kajati. Sesungguhnya saya rasa berat kalau bapak memberikan penghargaan itu. Bapak baru kenal saya 1 hari (saat pemusnaan miras), bagaimana bapak bisa memberikan penghargaan itu. Tapi bapak ditunjuk oleh Tuhan,bukan melihat tampang saya, tapi melihat hati saya. Tuhan memberkati bapak!!!,” jelas Obet Ayok. (aa)

 


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.