MANOKWARI, KLIKPAPUA.com – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh generasi muda Papua. Sebanyak 10 pelajar SMA asal Manokwari berhasil meraih medali emas dalam ajang International Science And Invention Fair (ISIF) yang diselenggarakan di Bali pada 5-9 November 2024.
Ajang bergengsi ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai negara. Tim Papua Bisa, yang terdiri dari siswa SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Katolik Vilanova, dan SMA Taruna Kasuari Nusantara, berhasil mencuri perhatian dewan juri dengan dua penelitian inovatif mereka.
Mereka mencetak prestasi membanggakan dalam kategori Environmental Science dan Life Science, sekaligus membawa pulang penghargaan NWERA Special Award dan IYSA Grand Award.
Pada kategori Environmental Science, tim pertama terdiri dari Ekandre Kimber (SMAN Taruna Kasuari Nusantara), Ade Jayden (SMA Negeri 1 Manokwari), Immanuela Kezia Yahui (SMA Negeri 1 Manokwari), Kayla Gadiza Walla (SMA Negeri 1 Manokwari), dan Nemezio Pegan (SMA Katolik Vilanova).
Tim pertama, yang fokus pada bidang lingkungan, berhasil mengidentifikasi parasit berbahaya pada kerang tahu (Meretrix meretrix) di perairan Wosi, Manokwari, Papua Barat.
Penelitian mendalam mereka mengenai dampak parasit ini terhadap ekosistem laut dan mata pencaharian nelayan berhasil memukau juri dan meraih medali emas serta penghargaan khusus NWERA Special Award dari Romania.
“Kami meneliti pengaruh kualitas air terhadap perkembangan bio-parasit pada kerang tahu di perairan Wosi selama tujuh bulan. Keberadaan parasit ini bisa mengancam populasi kerang serta mata pencaharian nelayan setempat,” jelas Immanuela Kezia Yahui, ketua tim pertama.
Sementara itu, tim kedua yang berkompetisi di kategori Life Science terdiri dari Yisrael Rumadas (SMA Negeri 1 Manokwari), Evelin Payungallo (SMA Negeri 1 Manokwari), Salsabila Soraya (SMA Negeri 1 Manokwari), Agrielycia Pondan (SMA Negeri 2 Manokwari), dan Bherlind Tangdiaga (SMA Negeri 2 Manokwari).
Tim kedua berhasil mengembangkan produk olahan dari tanaman kayu akway khas Papua yang memiliki potensi besar untuk mengobati hipertensi. Penelitian ini sangat relevan mengingat tingginya angka penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi di Papua.
Ketua tim kedua, Salsabila Soraya, menjelaskan bahwa mereka meneliti tanaman Kayu Akway, tumbuhan asal Papua yang memiliki khasiat untuk menurunkan tekanan darah.
“Kami mengembangkan produk berbahan Kayu Akway dalam bentuk kopi, yang dapat membantu meredakan hipertensi dan mencegah stroke. Penelitian ini terinspirasi dari tingginya angka hipertensi dan stroke di Papua pada 2021,” ujar Salsabila.
Selain medali emas, para pelajar ini berharap karya mereka dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk terus berkarya dan berprestasi.
“Kami berharap kemenangan ini bisa memotivasi anak-anak muda Papua lainnya, bahwa dengan kerja keras dan usaha, kita bisa bersaing di tingkat dunia,” tambah Salsabila.
Kepala SMA Negeri 1 Manokwari, Lucinda Patricia Mandobar, turut mengapresiasi capaian para pelajar ini.
“Kami bangga atas prestasi ini, karena mereka telah menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Saya yakin prestasi ini akan menjadi inspirasi bagi pelajar lainnya,” ujar Mandobar.
Kompetisi ISIF yang berlangsung di Bali ini diikuti oleh pelajar dari 24 negara dan berbagai sekolah di Indonesia, termasuk dari Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Keberhasilan Tim Papua Bisa ini membuktikan bahwa generasi muda Papua memiliki potensi yang luar biasa di bidang sains.
Prestasi mereka diharapkan dapat menginspirasi pelajar lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. (mel)