KOTA BATU,KLIKPAPUA.COM–Rombongan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Papua Barat, Jumat (29/11/2019), berkesempatan mengunjungi Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Diketahui desa ini dahulunya merupakan salah satu desa terkotor namun berhasil disulap menjadi salah satu desa dengan sistem pengolahan sampah terbaik di Kota Batu.
Sekretaris Desa Sumbergondo, Sutrisno menyebut, desa mereka merupakan desa pengepul sayur terbesar di kawasan Kota Batu. Sampah yang dihasilkanpun sangat banyak, mencapai empat ton dalam sehari. Untuk itu, mereka melalui Bumdes Sumbergondo mencoba berinovasi dengan membuat tempat pengolahan sampah organik agar lingkungan mereka tetap terjaga.
“Pembusukan sampah organik berlangsung secara otomatis, ada 4 bak penampungan sampah berukuran besar yang memiliki kapasitas 8 ton, dalam seminggu limbah itu akan mulai mencair. Air dari limbah itu selanjutnya difermentasi dan dijadikan sebagai pupuk cair,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu pengurus Bumdes Sumbergondo, Adit mengungkapkan, khusus untuk sampah rumah tangga diolah dalam sebuah insinerator. Sampah rumah tangga di kumpulkan dari rumah warga kemudian dipilah dan dibakar hingga menghasilkan abu.
“Insinerator di daerah kami menggunakan sistem filter, asap sampahnya berwarna putih bukan hitam, sedangkan abu hasil pembakaran akan diayak dan dijadikan media tanam,” tuturnya.
Dengan melihat sistem pengolahan sampah yang sangat baik, Ketua DWP Papua Barat pun mengungkapkan rasa syukurnya. “Syukur sekali bisa melihat dan mempelajari hal ini. Sangat baik,” jelasnya.
Bahkan Sulastri Mandacan juga menyebut, dirinya akan menyarankan kepada Pengurus DWP Papua Barat untuk bisa mentransfer ilmu yang telah dilihat dan dipelajari di Desa Sumbergondo ke masyarakat di Papua Barat. Karena kata Sulastri, sebelum bertolak ke Kota Batu, mereka juga sempat mengikuti sosialisasi pengolahan sampah dari Bapedalda.
“Ini lanjutannya. Para pengurus DWP Papua Barat harus mampu mengumpulkan, memilah, dan mengolah Sampah menjadi pupuk untuk tanaman milik masing-masing. Kalau itu dilakukan, maka sampah di Manokwari akan ikut berkurang,” tutur istri Sekda Provinsi Papua Barat.(Jefry/bm)