MANOKWARI,KLIKPAPUA.com– Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat mencatat, terjadi inflasi di Provinsi Papua Barat sebesar 0,55 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 0,15 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada April 2025.
Hal ini disampaikan Kepala BPS Papua Barat, Merry, saat merilis data inflasi bulanan di Kantor BPS Papua Barat, Jumat (2/5/2025).
“Pada April 2025, inflasi di Papua Barat secara mtm mencapai 0,55 persen, sedangkan secara yoy sebesar 0,15 persen,” ujar Merry.
Sementara itu, Provinsi Papua Barat Daya mencatat inflasi lebih tinggi, yakni 0,90 persen secara mtm dan 0,41 persen secara yoy.
Merry menjelaskan, kelompok pengeluaran yang menjadi penyumbang utama inflasi di Papua Barat secara mtm adalah Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga, dengan andil sebesar 0,37 persen.
“Komoditas yang paling dominan dalam kelompok ini adalah Tarif Listrik,” ungkapnya
Berbeda dengan Papua Barat, inflasi di Papua Barat Daya secara mtm didominasi oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, yang memberikan andil sebesar 0,57 persen.
Komoditas penyumbang utama dalam kelompok ini antara lain cabai Rawit, Ikan Cakalang, Ikan Kembung, dan Ikan Tuna.
Adapun inflasi secara yoy di Papua Barat paling besar disumbang oleh Kelompok Pendidikan, dengan andil 0,29 persen.
Komoditas yang paling berpengaruh dalam kelompok ini meliputi biaya Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, serta Akademi atau Perguruan Tinggi.
Sementara itu, di Papua Barat Daya, penyumbang utama inflasi yoy adalah kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa lainnya, dengan andil sebesar 0,16 persen.
Komoditas yang paling berkontribusi dalam kelompok ini adalah emas Perhiasan, Sabun Wajah, Sabun Mandi Cair, Tarif Gunting Rambut Pria, dan Pembalut Wanita. (dra)