Ibadah di Pulau Mansinam, Waterpauw Ucapkan Terima Kasih untuk Semua

0
Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Pur) Drs Paulus Waterpauw didampingi istri, Roma Mehwanti Pasaribu/Waterpauw, saat ibadah syukur di Gereja Lahai Roi Mansinam, Manokwari, Papua Barat, Minggu (22/5/2022). (Foto: Aufrida/klikpapua)
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com— Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol  (Pur) Drs Paulus Waterpauw, MSI beserta istri, Roma Mehwanti Pasaribu/Waterpauw, mengawali pekerjaan sebagai penjabat Gubernur Papua Barat dengan melakukan ibadah syukur di Gereja Lahai Roi Mansinam, Manokwari, Papua Barat, Minggu (22/5/2022).
Di hadapan jemat Gereja Lahai Roi, Paulus Waterpauw yang didampingi Roma Mehwanti Pasaribu mengucapkan terima kasih kepada jemat gereja, masyarakat yang telah membuka diri, membuka pintu gereja, dan memanjatkan doa untuk keselamatan dirinya serta keluarga  dalam mengawali tugas di Papua Barat.
“Terima kasih terima kasih kepada Bapak Pdt. Wanma  atas firman kepada kami untuk mengingatkan, bahwa hidup ini harus terus berjalan dalam tangan Tuhan. Terima kasih juga kepada pimpinan majelis, penetua, diaken, jemaat dan umat yang ada di Pulau Mansinam yang membuka diri untuk saya bisa hadir bersama dengan istri dan pejabat yang ada di lingkungan pemerintah daerah, dan kami dari alumni Jawa Timur dan bersaudara di sini yang sudah membawa pujian puji-pujian di sini untuk kita semua,”  ucap Waterpauw.
Waterpauw serta keluarga mengucapkan terima kasih kepada tua-tua adat, kepala suku, tokoh perempuan dan pemuda yang bersama-sama berkesempatan dalam penerimaan, walaupun diwarnai hujan rintik.
Menurut Waterpauw, penyambutan dengan dengan tarian adat sebagai lambang penerimaan resmi sebagai seorang anak adat yang hadir di Pulau. “Terima kasih untuk semua.”
Pj Gubernur mengatakan, ia merindukan untuk hadir di Mansinam tergerak ketika masih di Jakarta bersama hamba Tuhan, pendeta dengan tim doanya, kepala suku Obet Ayok, MRP Papua Barat ketika di Jakarta.
“Kita berdiskusi akhirnya sepakat yang mana mula-mula dibuka tabir kehidupan di mana hamba Tuhan Otto dan Geisler menginjak kaki di Mansinam, maka bolehlah kita beribadah mula-mula di tempat yang mulia ini, dimana hadirnya dua utusan Tuhan misionaris yang luar biasa,” kata Waterpauw.
 “Saya kadang menghitung-hitung bagaimana  kedua hamba Tuhan dari negeri asalnya Jerman dan Belanda, kemudian mengarungi  lautan yang luar biasa di abad 18 menjelang 19, selama tiga tahun lebih dan akhirnya menginjak kaki di Pulau Mansinam.
Sementara kita rasanya sulit sekali dari Kota Manokwari menyebrang yang hanya menggunakan perahu 10-15 menit, sulit sekali untuk menginjak kaki di sini. Kita memulai sekarang untuk hadir bersama-sama mau mengatakan kepada semua pihak  bahwa Manokwari khususnya  di Teluk Doreri, khususnya Pulau Mansinam inilah sesungguhnya batu loncatan pertama kehidupan peradaban manusia, khususnya kita bisa seperti ini, karena ada yang memulainya dan ada yang membukanya di sini,” kata Waterpauw.
Oleh karenanya itulah, hikmat Tuhan, rancang semua, ia bersama sama-sama panitia, sekda,  para Asisten, Karo, Kabag, melakukan rapat, akhirnya memutuskan menggelar doa syukuran bersama di Mansinam, dan atas kemurahan Tuhan semuanya berjalan lancar.  “Bapak Pangdam, Bapak Kapolda, DanLanal, SAR  di Manokwari juga mendukung,  untuk prosesi ini, terima kasih banyak untuk semua dukungan dari bapak-bapak yang bisa membantu kita,” katanya.
Ke depan dirinya akan membahas bersama tokoh Mansinam bagaimana baiknya melihat keadaan Mansinam, sehingga bisa tumbuh terus – menerus situs Mansinam. Batu yang sudah dipijak dua hamba Tuhan sebagai lambang membuka tabir kehidup ini bisa dijaga sama-sama dengan baik. “Kita jadikan sebagai lambang kehidupan bersama di Provinsi Papua Barat bahkan di Indonesia,” ujarnya.
Ia mencontohkan di beberapa provinsi sedang menuju membangun peredaran untuk mengenang masa mula-mula kehidupan. “Saya mau mengajak semua pihak memulai dengan kehadiran bersama di hari Minggu ini sebagai ibadah pertama, untuk itu sama-sama melihat bersama, melihat pentingnya hadirnya dua hamba Tuhan dengan peruntukannya untuk menyelamatkan semua,” ujarnya.
Menurut Waterpauw, semua bisa seperti sekarang ini, banyak anak-anak hebat, anak cucu ke depan juga akan hebat, ada hal yang harus diingat, bahwa ada mereka yang telah diutus.
Pada kesempatan ini dirinya juga mengimbau kepada orang-orang tua dan anak-anak pemuda yang ada di Pulau Mansinam untuk bersama-sama bangkit. “Kita duduk sama-sama untuk kita bicara dari hati ke hati. Saya punya prinsip hari ini kita duduk bicara kalau tidak mendapatkan sebuah kesepaham, maka besok kita kembali lagi, sampai nanti ketemu,” ujarnya.
Sebagaimana terjadi sebuah persoalan, dirinya selalu menyelesaikan masalah itu tetap dengan memberikan ruang-ruang bagi setiap orang untuk bersuara, untuk menyampaikan pendapatnya, unek-uneknya, menyampaikan harapannya. “Karena dia mewakili dirinya sendiri, kelompok, sukunya, agamanya dan lain sebagainya,” pungkasnya. (aa)
 

 



Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.