MANOKWARI, KLIKPAPUA.com- Bupati Manokwari Hermus Indou menghadiri high level meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), untuk mengidentifikasi persoalan daerah yang berhubungan dengan inflasi dan deflasi agar tidak terganggu oleh krisis global.
High level meeting yang berlangsung pada Senin (10/10/2022) dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Papua Barat Rommy Sariu Tamawiwy, Deputi kepala perwakilan BI Papua Barat Eko Listiyono, Bupati Manokwari Hermus Indou, Sekda Manokwari Henri Sembiring beserta jajaran pimpinan OPD dan BPS Papua Barat.
Bupati Manokwari Hermus Indou memandang perlu adanya langkah cepat, terutama dalam rangka mengantisipasi melonjaknya angka inflasi. Mengingat arahan Presiden belum lama ini yang mengintruksikan kepada Gubernur, Wali Kota hingga Bupati se Indonesia agar bisa menekan angka inflasi di wilayahnya masing-masing hingga dibawah 5 persen.
Bupati Hermus juga memaparkan beberapa langkah yang dilakukan Pemkab Manokwari dalam pengendalian inflasi daerah diantaranya, mengeluarkan keputusan Bupati Manokwari Nomor: 953/256/V/2022 tentang tim pengendali inflasi daerah (TPID) sebagai revisi atas keputusan Bupati sejenis yang dikeluarkan tahun 2018.
Pemkab Manokwari telah mengusulkan kepada tim pengendali inflasi pusat program unggulan TPID Kabupaten Manokwari yaitu saham beras. Dimana, Pemkab Manokwari telah menyerap sekitar 102 ton beras per bulan dari petani lokal sebagai beras jatah pegawai negeri di lingkungan pemerintah kabupaten Manokwari kerjasama dengan Bumdes di dataran Wapramasi.
Kemdian, mengalokasikan anggaran DTU 2 persen, dan BTT sebesar Rp3 m 45 juta 169 ribu untuk pengendalian inflasi daerah sesuai amanat PMK 134 dan surat edaran Mendagri Nomor 500 dengan konsentrasi pada 3 aspek yaitu operasi pasar cadangan pangan pemerintah dan pengawasan dan pengendalian inflasi.
Anggaran tersebut dialokasikan untuk operasi pasar dan cadangan pangan pemerintah, penggunaanya disesuaikan dengan tingkat inflasi komoditi pangan di pasar.
Sektor perikanan harus menjadi perhatian karena sering menyumbang inflasi di Manokwari. “Khusus perikanan mari kita intervensi, terutama pada nelayan kita terkait ketersediaan BBM, tapi juga kita perhatikan peralatan tangkap yang diharapkan dapat berpengaruh terhadap efektifitas kinerja para nelayan untuk bisa menyediakan ikan yang cukup memenuhi kebutuhan di Manokwari,” kata Hermus. (dra)