MANOKWARI,KLIKPAPUA.com – Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Manokwari tahun 2025 aktif melaksanakan layanan jemput bola di 14 distrik, sekolah, dan gereja untuk memudahkan perekaman KTP-el dan penerbitan akta kependudukan. Program ini juga mengantisipasi perubahan nama distrik yang memengaruhi dokumen warga.
Disdukcapil menargetkan peningkatan cakupan perekaman KTP, khususnya bagi pelajar dan lansia, serta berencana menggunakan alat rekam portabel untuk layanan lebih efisien di lapangan.
Kepala Disdukcapil Manokwari, Rustam Efendi, mengatakan program ini dikenal dengan sebutan Dukcapil Go to District, Go to School, dan Go to Church, yang bertujuan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Layanan yang diberikan mencakup perekaman KTP-el, penerbitan akta kelahiran, akta kematian, dan akta perkawinan.
“Sasaran kami tahun ini adalah masyarakat di 14 distrik serta sekolah dan gereja di wilayah kota. Pelayanan dilakukan agar masyarakat lebih mudah mengakses dokumen kependudukan tanpa harus datang ke kantor Disdukcapil,” ujar Rustam, Senin (6/10/2025) di ruang kerjanya.
Ia menjelaskan, saat ini Disdukcapil juga sedang berkoordinasi dengan Dirjen Dukcapil Kemendagri terkait perubahan nama lima distrik baru, yakni Sirmakam, Wasirawi, Aimasi, Masni Utara, dan pecahan dari Manokwari Utara. Perubahan ini berdampak pada penggantian sekitar 15.900 KTP dan Kartu Keluarga.
Pelayanan jemput bola telah dilaksanakan di Distrik Aimasi, Prafi, Sidey, dan Warmare, sementara jadwal ke Distrik Mokwam sempat tertunda karena kendala listrik. “Kami sudah siapkan genset agar pelayanan bisa tetap berjalan di daerah yang terkendala pasokan listrik,” tambahnya.
Selain perekaman KTP, Disdukcapil juga melaksanakan pencatatan perkawinan massal bagi warga non-Muslim, dengan target 100 pasangan hingga Desember 2025.
Menurut Rustam, capaian perekaman KTP di Manokwari saat ini mencapai 92 persen, turun dari 94 persen sebelumnya. Targetnya adalah meningkatkan capaian hingga minimal 94 persen pada akhir tahun ini.
“Kami masih menemukan banyak pelajar usia 17 tahun yang belum merekam KTP. Di SMA Prafi saja ada sekitar 340 siswa yang belum melakukan perekaman,” ujarnya.
Karena itu, ia mengimbau sekolah-sekolah untuk mendorong siswanya segera melakukan perekaman. Rustam juga mengungkapkan bahwa Disdukcapil masih menemui warga lansia yang belum merekam KTP, bahkan ada yang berusia di atas 90 tahun. “Kami ingin nanti bisa melayani mereka secara door to door melalui mobil pelayanan,” ujarnya.
Ia berharap pada tahun 2026 nanti, Dukcapil Manokwari sudah bisa menggunakan alat rekam portabel satu paket, sehingga perekaman dan pencetakan dokumen bisa dilakukan langsung di lapangan.
“Kami sudah mendekatkan pelayanan ke sekolah dan kampung, tapi antusias masyarakat masih kurang. Ke depan kami akan terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat agar semua penduduk memiliki dokumen kependudukan yang lengkap dan sah,” tutup Rustam.(mel)