MANOKWARI,KLIKPAPUA.com—Kapolda Papua Barat, Irjen Pol.Johnny Eddizon Isir melakukan coffee morning bersama aktifis, ormas, pemuda dan karang taruna di Manokwari, Papua Barat.
Coffee morning yang digagas Sahabat Polisi Papua Barat ini mengambil tema “Momentum Pilkada untuk Membangun Persatuan dan Kesatuan untuk Memilih Pemimpin yang Mempunyai Integritas dan Kapabilitas Menjadikan Masyarakat Provinsi Papua Barat yang Cerdas dan Maju” , yang berlangsung di aula salah satu hotel di Manokwari, Kamis (3/10/2024).
Dalam diskusi ini Kapolda Papua Barat didampingi Panglima Parlemen Jalanan (Parjal) Papua Barat, Ronald Mambieuw dan tokoh muda intelektual Papua, George Karel Dedaida.
Kapolda Johnny Eddizon Isir mengatakan, memimpin harus memiliki leadership (kepemimpinan) yang kuat, kapasitas managerial yang dapat mendorong tata kelolah pemerintahan yang bersih dan kuat. Sehingga setiap harapan dan kebutuhan dari masyarakat bisa berproses dengan baik.
Dikatakan bahwa warga memilik hak untuk menentukan pilihannya, karena itu substansi dari demokrasi. Polri dan TNI tetap akan menjaga netralitas dalam Pilkada.
“Bagaimana pun persatuan adalah kunci utama. Kalau dia terbelah, tidak masalah, tetapi dia terbelah secara cerdas. Kita terbelah, jangan sampai membuat kita pecah,” kata Kapolda mengingatkan.
Ronald Mambieuw mengajak semua pihak untuk bersama menjaga situasi yang aman, damai dan tentram saat pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Karena Pilkada, menurut dia, bukan semata untuk memilih siapa yang harus menang, tetapi bagaimana bisa menjaga situasi tetap kondusif.
“Kita harus menghindari pikiran-pikiran distriminasi, diskriminasi antar tim, juga diskriminasi antar kandidat. Karena ini yang dapat menjawab keamanan, ketentraman dan kedamaian di atas tanah ini,” katanya.
George Karel Dedaida menyampaikan, semua calon kepala daerah yang maju memiliki integritas dan kapabilitas. Ia mengajak aktifis, ormas, pemuda dan karang taruna mengedukasi pemilih untuk memberikan masukan kepada calon kepala daerah, dan melihat siapa yang dapat menjawab harapan masyarakat ketika terpilih nanti.
“Di situlah masyarakat akan melihat, siapa yang punya konsep bagus untuk membangun masyarakat. Jadi edukasi pemilih saya pikir itu lebih baik, bukan kita black campaign (kampanye hitam), gunakan hoax (kabar bohong) untuk jatuhkan salah satu kandidat, yang akhirnya nanti berujung pada tindakan-tindakan kriminal dan sebagainya,” kata mantan Ketua Fraksi Otsus DPR Papua Barat ini. (red)