Asa Itu Perlahan Kembali

Melihat dari Dekat Pembangunan Huntara Hijau Hitam di Sanggeng

0
SELEPAS Jumat (22/10/2021), ada suasana berbeda di daerah pembangunan Huntara Hijau Hitam di sekitar BLK Sanggeng. Jika di hari biasanya, hanya paku beradu dengan martil dan sesekali diselingi deburan ombak, maka siang tadi di pinggiran pantai ini sudah dihiasi dengan canda tawa beberapa bocah. Sesekali mereka bekejaran di areal.
Terdengar sayup di salah satu kopel barak alunan musik dari sebuah speaker yang dipasang pemiliknya. Sesekali terdengar seloroh ringan dari para nelayan. Mereka seakan telah melupakan peristiwa nyaris tiga pekan silam. “Ada sekitar 8 teman tadi malam sudah melaut bang,” lapor seorang penghuni.
Pelan tapi pasti, kehidupan beberapa keluarga korban kebakaran di Kompleks  Borobudur, 30 September lalu, kembali berputar. Mereka yang tadinya mengaku ragu meninggalkan keluarga di tenda pengungsian, kini sudah memutuskan kembali ke rutinitas di laut setelah anak dan istri mereka mendapatkan tempat yang “layak” meski hanya bersifat sementara.
Barak Huntara Hijau Hitam sendiri, dibangun secara swadaya oleh para korban beberapa hari pasca-kebakaran.  Saat ini  sebanyak 5 kamar berukuran 4 x 6 meter yang telah rampung dibangun. Sejumlah korban kini tengah menyelesaikan 5 kamar lainnya.
Hunian sementara yang sengaja dicat dominasi warna hijau (hijau dan hitam adalah warna khas Himpunan Mahasiswa Islam-red) memang diprakarsai Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Papua Barat.
Pembangunan Huntara di areal seluas kurang lebih 400 meter persegi ini, murni menggunakan dana hasil penggalangan yang dilakukan para kader maupun alumni HMI. Mereka secara sukarela menggalang dana di beberapa kabupaten di Papua Barat.  “Ini bentuk kepedulian dan rasa empati kami kepada para korban,” ujar Koordinator Presidium MW KAHMI Papua Barat, Hasan Makasar.
“Sebagai manusia, kami merasa terpanggil membantu sesama. Apalagi jumlah korban yang mencapai hampir dua ribu orang tersebut. Tentu ini menjadi tanggungjawab kita semua untuk bersama menggambil peran,”  ujar Hasan sembari menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya  KAHMI membantu meringankan beban pemerintah.
Sementara itu salah seorang korban, Aris mengaku, proses pembangunan Huntara ini, diawali dengan diskusi bersama beberapa rekannya. Mereka kemudian memutuskan menyurat dan meminta secara khusus kepada KAHMI Papua Barat memfasilitasi pembangunan Huntara.
“Kan, ada masyarakat pemilik tanah yang mau menyumbangkan tanahnya untuk kami pakai sementara. Tapi kami bingung cara membangunnya bagaimana. Kami dengar ada KAHMI yang bisa membantu. Setelah kami berbicara kepada pengurus dan alhamdulliah direspon baik. Terima kasih kepada KAHMI yang mau melihat kami,” ujar Aris.
Senada, Ishak Mansim, pemilik tanah mengaku iklas meminjamkan sebidang lahan miliknya untuk dipakai membangun Huntara. Meski tidak terlalu banyak yang bisa ditampung, namun Ishak berharap apa yang dia lakukan bisa membantu sesama.
“Saya melihat sendiri peristiwa kebakaran itu. Karena melihat mereka yang menumpuk di pengungsian, perasaan saya jadi tidak tega. Saya menawarkan untuk memakai tanah saya. Tapi catatannya, hanya bersifat sementara sambil mereka bisa kembali hidup normal. Jadi tidak selamanya disini,” kata Ishak.
Beberapa waktu lalu,  Wakil Gubernur Papua  Barat yang juga Ketua Dewan Penasehat MW KAHMI Papua Barat, Mohamad Lakotani mengapresiasi kepedulian Ishak Mansim dan keluarganya. Hal itu diungkapkan Lakotani saat meninjau lokasi pembangunan Huntara.
“Saya sangat mengapresiasi tindakan Pak Ishak Mansim. Disaat seperti begini, kita semua bisa menjadi terang bagi bagi sesama,” ujar Lakotani beberapa waktu lalu.
Saat ini, proses penyelesaian barak Huntara sementara masih berlangsung. Targetnya dalam beberapa hari kedepan, barak kedua kembali bisa dihuni pengungsi. “Kita akan terus mengupayakan membantu mereka sebisa yang kami mampu. Salah satu yang sedang kami pikirkan adalah, bagaimana mereka bisa mendapat penerangan di malam hari.  Makanya kami sangat membantu dukungan dan partisipasi berbagai kalangan. Bagi para donatur, terutama keluarga besar Hijau Hitam, terima kasih tak terhingga atas semua dukungan doa dan materinya,” tutup Koordinator Presidium MW Papua barat, Hasan  Makasar. (end)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.